Obrolan Menarik Bersama Mr. TJ

|

Wahhhh semalam gak jadi belajar CCNA.
Keasikan diajak ngobrol bareng Mr.TJ :)
Tapi topik obrolannya mgg asik kok.
Dari hasil obrolan semalam kami sepakat bahwa Open Source adalah suatu konsep yang sangat baik.
Karena seperti yang sempat aku tulis sebelumnya bahwa dengan meneyertakan kode program dalam setiap aplikasi yang kita buat berarti kita juga turut menyertakan pengetahuan yang kita miliki dalam membangun aplikasi tersebut. Ketika aplikasi tersebut didistribusikan maka para pengguna aplikasi tersebut tidak hanya dapat menikmati aplikasi tersebut hanya sebatas sebagai pengguna, tetapi mereka juga dapat turut mempelajari aplikasi yang kita buat melalui kode program yang turut kita sertakan.
Pada akhirnya mereka dapat turut berperan serta aktif dengan memberitahukan kelemahan2 dari aplikasi tersebut dan bahkan sangat memungkinkan juga bagi mereka untuk melakukan perbaikan2 terhadap aplikasi tersebut sehingga pada akhirnya akan dihasilkan suatu aplikasi yang semakin baik lagi :)
Menarik sekali bukan?
Dengan membagikan pengetahuan kita ke masyarakat luas berarti kita juga turut berpartisipasi dalam mengembangkan pengetahuan itu sendiri dan bukan menghambatnya.
Dan dengan berkembangnya pengetahuan berarti berkembang pula peradaban manusia :)
Wah3... luar biasa sekali khan????
Makanya ayo kita mulai menggunakan software2 open source dan turut mengambil bagian dalam pengembangan peradaban umat manusia :)

Jadi Pemateri Seminar

|

Entah kenapa akhir2 ini aku pengen banget untuk sering2 membagikan ilmuku dalam suatu seminar atau presentasi seputar dunia IT. He3... aku akui sich ilmuku mmg belom seberapa dan mungkin bisa dibilang biasa2 aja. Tapi menurutku bila seseorang harus menjadi sangat ahli dulu baru mau membagikan ilmunya khan kelamaan. Kasihan juga orang2 yang memang benar2 sedang membutuhan ilmu tersebut.
Prinsipku saat ini: ilmu pengetahuan adalah untuk dibagikan dan bukan untuk disimpan bagi diri sendiri atau hanya bagi sekelompok kecil orang. Karena dengan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, maka ilmu pengetahuan tersebut akan mengalami perkembangan. Dan pada akhirnya akan membawa manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Cieee.... idealis banget yach :)
Tapi memang inilah cara ku dalam memandang suatu ilmu pengetahuan :)
Belakangan ini aku mulai melakukan kontak dengan rekan2 JUG(Java User Group) di SalaTiga dan Jogja dengan maksud untuk bisa menjadi pemateri dalam salah satu pertemuan mereka.
Materi yang mau aku samapikan sebenarnya sepele sich, tapi kembali lagi pada cara pandangku tadi, aku ingin membagikan apa yang aku tahu :)
Berharap saja bakal mendapat kabar baik dari rekan2 JUG SalaTiga dan Jogja :)
Oh ya, aku juga masih semangat nich untuk mempopulerkan BaLiGa - Bandung Linuxers Gathering :)
Pokoknya open source spirit dech :)
Udah dulu ah bloging nya, mau belajar CCNA dulu.
Targetku sore ini aku harus mempelajari setengah bagian dari CCNA 4 Chapter 4.
Tetap semangat dech... :)

My New Friend

|

Wah3... aku mulai males lagi nich untuk nulis blog :((
Sebagai gantinya, hari ini aku harus nulis banyak hal nich :p
Waktu hari minggu kemarin aku bertemu dengan salah seorang temanku di FS :)
Namanya Dindeu.
Wah... senangnya :)
Kebetulan dia juga doyan banget baca buku. Aku malah diajakin ke ToBuCil alis toko buku kecil.
Tempatnya di dekat Rumah Sakit Boromeus.
Aku sich sempet mendengar tentang ToBuCil sebelumnya tapi belom pernah ke sana.
Sempet juga mau ke sana, tapi malah nyasar :p Ha3...
Ternyata tempatnya asik banget.
Bener2 mirip Dunia Terra nya Jogja (Jadi kangen nich dengan suasana Jogja)
Di ToBucil juga sering banget diadakan kegiatan2 yang berkaitan dengan dunia baca dan tulis menulis.
Waktu aku ke sana bareng Dindeu, di sana sedang berlangsung pelatihan jurnalistik.
Wahhhh asiknya.
Lain kali aku bakal ikutan salah satu kegiatan di sana dech.
Oh ya, mereka juga punya official site lhoo, urlnya di http://commonroom.info/
Di situsnya terdapat agenda kegiatan yang sudah dan akan mereka langsungkan.
Sekarang balik ke Dindeu.
Dindeu orangnya sangat menarik, gayanya tomboy :p Sory yach Din, tapi kamu mmg tomboy kok :p
Gara2 hobi bacanya, gak heran kalau Dindeu punya pemikiran yang kritis dan wawasan yang luas.
Senangnya di Bandung ini masih bisa ketemu orang kayak kamu :)
Kapan2 kita hunting buku bareng yach...
Yang jelas, Dindeu juga termasuk internetholic. Aku jamin dech sehari aja gak browsing bisa kena demam tinggi tuh anak :p Ha3...

Langkah Kecil Untuk Memerangi Pembajakan Software

|

Indonesia dewasa ini hadir sebagai salah satu negara pengguna software (perangkat lunak) bajakan papan atas. Dan lebih parahnya lagi, salah satu komponen pengguna terbanyak dari software bajakan ini muncul dari kalangan orang-orang yang telah mengenyam bangku perguruan tinggi atau dari kalangan akademik. Memang saat ini sudah banyak perguruan tinggi yang menjalin hubungan kerja sama dengan pihak vendor-vendor penyedia software prorietary sehingga mahasiswanya bisa memperoleh software prorietary dengan harga yang lebih murah dengan catatan selama yang bersangkutan masih terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi tersebut. Tapi sebenarnya hal ini bukanlah jalan keluar yang baik karena malah menjadikan mahasiswa dari pergurunan tinggi tersebut semakin memiliki ketergantungan terhadap software-software prorietary.

Lantas apa solusi yang cukup relefan untuk memerangi pembajakan software?
Cara yang cukup ekstrim adalah dengan mengganti sistem operasi prorietary (misalnya Windows) dengan sistem operasi yang berbasis pada Open Source System atau yang biasa dikenal dengan sistem operasi Linux. Keuntungan dari sisi ekonomis yang ditawarkan oleh sistem operasi ini adalah sifatnya yang gratis, di mana pengguna sistem operasi ini tidak perlu membayar lisensi untuk menggunakannya. Keuntungan lainnya berkaitan dengan masalah etika. Dengan menggunakan sistem operasi Linux, kita dapat dengan bebas meminjamkan ataupun menggandakan dan membagikan CD / DVD instalasinya tanpa harus dicap sebagai seorang pembajak. Dan bagi rekan-rekan yang berkecimpung dalam dunia Teknologi Informasi, dengan menggunakan Linux sebagai sistem informasi, kita diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mempelajari kode program yang membangun dan menjadikan sistem informasi ini bisa berjalan dengan baik. Dengan kata lain, kita bisa berkesempatan tidak hanya menjadi seorang pengguna dari suatu sistem operasi, tetapi juga sebagai seorang pembelajar atau mungkin malah akan bertahap ke arah pengembang dari suatu sistem operasi.

Tapi penggantian sistem operasi dalam suatu lingkungan kerja maupun lingkungan akademik seringkali mendapat penolakan yang cukup keras. Kondisi ini dapat dimaklumi mengingat sudah sedemikian tergantungnya kita pada sistem operasi prorietary (misalnya Windows). Hal ini dapat disiasati dengan tetap menggunakan sistem operasi prorietary tanpa perlu menggantinya dengan sistem operasi Linux, hanya saja aplikasi-aplikasi yang berjalan di atasnya sedikit demi sedikit mulai diganti dengan aplikasi-aplikasi yang berada di bawah lisensi open source yang bersifat free atau gratis.

Contoh konkretnya, dari sekian banyaknya aplikasi yang terdapat dalam sebuah komputer, sebenarnya ada dua buah aplikasi yang paling sering digunakan. Kedua aplikasi tersebuta adalah aplikasi perkantoran atau office dan aplikasi web browser untuk melakukan surfing di Internet. Kita bisa memulai dengan menggantikan kedua aplikasi ini dari yang semula menggunakan aplikasi prorietary dengan aplikasi berbasis open source yang free.

Misalkan saja sistem operasi yang kita gunakan saat ini adalah Microsoft Windows dan aplikasi office yang digunakan adalah Microsoft Office. Microsoft Office tidak dapat dipungkiri keberadaannya sebagai aplikasi office yang paling banyak digunakan. Hampir bisa dipastikan setiap kali seseorang ingin menyusun laporan ataupun naskah akan menggunakan Microsoft Word, dan bila akan membuat laporan keuangan sederhana maupun tabel, Microsoft Excel yang akan dijadikan pilihan tunggal. Belum lagi ketika dihadapkan pada tugas membuat slide presentasi, pasti tidak akan lepas dari aplikasi Microsoft Power Point.

Sebenarnya kita dapat mulai menghilangkan ketergantungan kita terhadap aplikasi office prorietary ini dengan menggunakan aplikasi office yang berbasis open source. Salah satu aplikasi office berbasis open source yang mengalami perkembangan pesat dan banyak digunakan adalam Open Office. Bebeda dengan aplikasi prorietary seperti Microsoft Office, kita dapat mendownload aplikasi ini secara gratis. Saat ini untuk wilayah Indonesia sudah tersedia tiga buah server dalam negri yang menyediakan layanan download untuk aplikasi Open Office ini sehingga dapat mempercepat proses download. Untuk informasi lebih lanjut mengenai aplikasi office ini bisa akses ke http://id.openoffice.org/

Untuk menyusun laporan ataupun membuat tulisan, kita tidak harus lagi tergantung dengan aplikasi Microsoft Word, karena di Open Office sudah terdapat aplikasi pengolah kata yang sangat handal bernama OO Writer. Tulisan ini juga dibuat dengan menggunakan OO Writer sebagai aplikasi pengolah kata.
Bila kita diperhadapkan pada tugas-tugas yang berkaitan dengan pengolahan laporan keuangan sederhana maupun tabel-tabel, kita dapat memanfaatkan OO Calc. Dan untuk menangani kebutuhan dalam menyusun slide presentasi, kita dapat menggunakan OO Impress.

Yang seringkali menjadi kekhawatiran berikutnya adalah, apakah dokumen yang dibuat dengan aplikasi Open Office ini dapat dibuka di aplikasi prorietary seperti Microsot Office?
Jawabannya adalah bisa. Dengan menggunakan Open Office kita memiliki lebih banyak pilihan dalam hal fomat dokumen yang akan kita simpan tida seperti aplikasi office prorietary seperti Microsoft Office yang mengharuskan untuk menyimpan dokumen yang kita buat dalam format tertentu (seperti *.doc, *.xls, *.ppt)

Jenis aplikasi kedua yang paling banyak digunakan selain aplikasi office adalah aplikasi web browser yang biasa digunakan untuk melakukan surfing di Internet. Bagi sebagian besar pengguna sistem operasi Windows tentunya sudah tidak asing lagi dengan Internet Explorer sebagai aplikasi untuk berselancar di dunia maya. Sebenarnya kita dapat mulai menggantikan penggunaan Internet Explorer sebagai web browser dengan Mozilla FireFox. Sebagai salah satu aplikasi berbasis open source yang bersifat free, Mozilla FireFox menawarkan kehandalan dan keamanan yang jauh lebih baik bila dibandingkan dengan web browser lainnya yang bersifat tertutup. Begitu ditemukan suatu lubang keamanan dalam web browser ini, maka dalam waktu yang tidak lama, komunitas open source khususnya para pengguna dan pengembang Mozilla FireFox sudah langsung berberak dan mengerjakan perbaikan-perbaikan pada aplikasi ini. Hal ini menjadikan Mozilla FireFox sebagai aplikasi web browser yang tangguh dalam hal keamanan maupun kinerja. Aplikasi ini bisa didownload secara gratis di http://www.mozilla.org/

Sebagai penutup untuk tulisan ini, penulis hanya ingin menghimbau para pembaca sekalian untuk mulai meninggalkan penggunaan software-software bajakan. Tidak bisa dipungkiri memang kita memiliki ketergantungan pada software-software prorietary yang kita sendiri seringkali belum mampu untuk membelinya. Oleh karenanya marilah kita memulai upaya pemberantasan penggunaan software bajakan tidak selalu dengan serta merta langsung berganti sistem operasi open source, tapi bisa juga dengan memulai untuk terbiasa menggunakan aplikasi-aplikasi alternatif yang bersifat open source. Seperti disebutkan di atas, kita dapat memulai langkah kecil kita dengan menggunakan Open Office sebagai aplikasi office dan menggunakan Mozilla FireFox sebagai aplikasi web browser. Semoga langkah kecil kita bisa membantu memperbaiki citra Bangsa kita.

Setia Budi, S.Kom
Dosen Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Maranatha
Bandung

Persiapan....

|

Malam ini aku harus mulai persiapan packing barang. Tanggal 16 dan 17 nanti aku bakal mengisi seminar di SMU Santa maria I dan SMU Santa Maria II Cirebon. Wahhhh senangnya bisa berkunjung ke almamaterku :)
Jadi penasaran dengan suasana sekolahan yang sekarang. Sejak aku kuliah di Jogja, aku jadi gak pernah lagi main2 ke SMU ku dulu. Alhirnya baru sekarang aku berkesempatan untuk mengunjunginya lagi.
Aku bangga dengan SMU ku (Santa Maria I) bahkan jauh lebih bangga dibandingkan dengan almamater tempat aku kuliah dulu di Jogja (UKDW). SMU ku memang benar2 SMU yang luar biasa. Benar2 mampu mencetak lulusan yang berkualitas. Aku sungguh salut dengan dedikasi dari para guru2nya :) Terima kasih yach buat bapak dan ibu guru yang telah mendidik ku tidak hanya mengenai keilmuan tapi terlebih lagi mengenai disiplin dan tanggung jawab :)
Aku bahkan masih bisa merasakan dampak didikan tersebut hingga saat ini aku bekerja.
Oh ya, kemarin aku gak sempet bloging, udah kecapean banget....
Kemaren aku dan rekan2 kantorku mengunjungi istri dari salah seorang rekan kami, pak Tjatur. Dia baru saja melahirkan. Wahhhh selamat yach Pak buat kelahiran anak pertamanya. Udah dipanggil papa nich :)
Ada hal unik setiap kali aku melakukan besuk ke orang yang baru melahirkan. Setiap orang yang datang selalu mereka2 paras si bayi itu lebih mirip papanya, atau mamanya, atau malah mirip opa atau omanya. Ha3.... aku sendiri jadi bingung, padahal kalo masih bayi khan belum jelas rupa wajahnya. Terlalu dini untuk memberikan penilaian ;p
Tapi ya sudahlah, mungkin sudah jadi kebiasaan kali yach kalo mengunjungi / besuk kelahiran bayi mesti mempertanyakan kemiripan paras dari si jabang bayi :p
Hari ini aku mau lanjutin belajar CCNA semester 4 chapter 3, hari minggu mau test nich.
Tetap semangat dech :)
Oh ya, aku juga masih semangat ngurusing BaLiGa. WAh senangnya jadi bisa banyak mengenal rekan2 Linuxers di Bandung ini :)

H+1 BaLiGa

|

Wahhhhh senangnya, akhirnya Bandung Linuxers Gathering bisa berlangsung juga :)
Acaranya kalo aku nilai sich udah cukup bagus untuk acara perdana.
Kendala dalam acara ini adalah masalah cuaca. Maklum saja, akhir2 ini kota Bandung memang sering diguyur hujan.
Gara2 hujan yang lebat, pelaksanaan acara ini jadi terpaksa mundur sekitar 45 menit karena para pembicaranya terjebak hujan.
Untunglah kendala seperti ini tidak mengurangi antusiasme dari Linuxers Bandung untuk tetap menunggu kedatangan dari para pembicara. Sambil mengisi waktu, kami membuka dengan sesi sharing pengalaman migrasi ke GNU/Linux sebagai sistem operasi. Kebetulan ada seorang Linuxers Bandung bernama Pak Wirjawan yang mensharingkan pengalaman menganai migrasi yang dilakukan di kantornya. Wahhh menarik sekali.
Sebenarnya susunan acara dalam BaLiGa perdana ini tidak bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Topik yang seharusnya diberikan di sesi akhir mau tidak meu harus disajikan di awal.
Padahal topik tersebut seharusnya ditujukan untuk linuxers yang sudah cukup expert.
Alhasil beberapa linuxers pemula jadi cenderung takut. Maklum saja konfigurasi yang didemokan semuanya berbasis text dan terminal console :p
He3.... seharunsnya materi yang disajikan pertama adalah materi yang ringan2 dulu agar para newbie gak ketakutan.
Ya sudahlah, maklum saja karena pembicara untuk topik pertama masih terjebak hujan lebat.
Selain itu karena waktu pelaksanaan yang harus mundur, maka mau tidak mau maka ada satu sesi yang harus dihilangkan. Padahal itu adalah sesi demo remastering Knoppix yang akan dibawakan oleh rekan2 KLuB Linux Bandung. Sayang sekali yach.
Tapi ternyata minat belajar dari Linuxers mmg luar biasa, terbukti setelah acara dinyatakan selesai, para Linuxers ini tidak langsung meninggalkan ruangan tapi malah melanjutkan sesi diskusi dengan para pembicaranya dan dengan beberapa rekan Linuxers lainnya :)
Padahal acaranya sendiri molor sekitar 1,5 jam dari waktu yang semula direncanakan :p
Wahh3.... benar2 semangat belajar yang tinggi :)
Berharap agar BaLiGa dapat terus berlangsung dengan semakin baik dan dapat terus berkembang serta memberi warna dalam pergerakan GNU/Linux dan open source di Indonesia :)

BaLiGa - Bandung Linuxers Gathering – Periode Desember 2005

|

Pada hari Sabtu, 10 Desember 2005 dilangsungkan sebuah acara yang
mempertemukan para pengguna linux (Linuxers) khususnya Linuxers yang
berdomisili di kota Bandung. Acara ini diberi nama BaLiGa atau Bandung
Linuxers Gathering dan mengambil tempat di ruang Yohanes, Gedung
Administrasi Pusat Universitas Maranatha Bandung.
BaLiGa periode ini merupakan BaLiGa perdana dan memang direncakan untuk
dijadikan acara rutin yang dilangsungkan setiap bulan sekali.
Acara perdana ini diisi oleh dua orang pembicara yaitu Denny Zulfikar dari Linux
User Group STT Telkom Bandung membawakan topik mengenai “Migrasi dan
Pengenalan Aplikasi dasar pada Linux” , dan Rio Martin Network Administrator
dari ITENAS Bandung membawakan topik mengenai “Patch-O-Matic Iptables”.
Acara perdana ini mendapat respon yang sangat baik sekali dari beberapa Linux
User Group yang ada di Kota Bandung.
Dalam acara ini, Linuxers dapat saling berbagi ilmu dan pengalaman yang
mereka miliki seputar sistem operasi GNU/Linux. BaLiGa sendiri tidak hanya
ditujukan bagi Linuxers yang sudah lama dan mahir dalam menggunakan
GNU/Linux sebagai sistem operasi, tapi juga ditujukan bagi para pemula
(newbie) atau bahkan bagi orang yang sama sekali belum pernah menggunakan
sistem operasi GNU/Linux. Oleh karena itu dalam setiap pertemuan, BaLiGa
selalu menghadirkan dua macam topik, yaitu topik untuk tingkat pemula
(newbie) dan topik untuk tingkat mahir (expert). Dengan komposisi topik
demikian maka acara ini dapat dinikmati oleh semua semua lapisan / tingkatan
Linuxers.
Informasi mengenai perkembangan kegiatan ini dapat diakses di http://www.infolinux.web.id/,
http://www.linux.or.id/, http://bandung.linux.or.id/

H-1 BaLiGa periode Desember 2005

|

Wahhhh gak terasa besok sudah merupakan hari pelaksanaan Bandung Linuxers Gathering yang pertama.
Waduhhh sayangnya hari ini aku malah mulai terserang radang teggorokan :(
Badan juga udah terasa gak enak. Padahal besok khan aku yang jadi moderatornya.
Harus pulang lebih awal nich.
Minum obat terus istirahat.
Hari ini dapet tanggapan menaik dari web forumnya maranatha.
Ada yang tanya2 mengenai acara BaLiGa besok :)
Benerapa mahasiswa juga cukup banyak yang menanyakan mengenai pelaksanaan acara ini.
Wahhhhh... berharap acaranya bisa ramai dan menarik :)
Go Linux.... Go Linux... Gooo...........

Gak jadi pulang awal nich

|

Rencananya sich hari ini aku mau pulang kantor lebih awal dari biasanya.
Ehhh.... sekarang malah ujan :((
Memang harus nerusin bikin slide kuliah nich :p
Ya udah dech...
Oh iya, sebenarnya hari ini aku cukup banyak tertawa.
Selama mengawas ujian, isinya hanya tertawa terus...
kayak orang gila aja :p
Maklum aja, aku mengawas ujian bareng temenku si Mr Batman Jogja.
Wah3... ini orang kalo udah ngebanyol gak bisa direm :p
Tapi seru juga sich :)
Dia berpendapat bahwa hidup itu sudah susah makanya jangan dibikin susah.
Hari ini aku juga mendapat beberapa email lyang menanyakan acara BaLiGa - Bandung Linuxers Gathering yang akan dilaksanakan Sabtu nanti.
Wahhh senangnya. Aku benar2 berharap agar acara ini bisa rame dan bisa berlangsung rutin tiap bulannya.
Oh ya, publikasi di web forumnya juga udah lumayan bagus.
Ada di bandung.linux.or.id ada juga di linux.or.id dan di infolinux.web.id
Beberapa rekan2 Linuxers juga udah menyebarkannya ke beberapa milis dan web forum lainnya.
Menggunakan GNU/Linux sebagai sistem operasi memang memiliki kesan tersendiri.
Rasanya bener2 beda dibanding waktu dulu aku pake Windows.
Tapi bukan berarti aku jadi tiba2 anti dengan Windows lho.
Bagiku keduanya memiliki fungsi dasar yang sama, yaitu sebagi sistem operasi.
Dan keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing2.

Lama gak nulis

|

Wahhh ternyata dah lumayan lama juga aku gak pernah nulis blog lagi.
Padahal tiap hari dah nongkrong di depan internet.
Wahhhh gaya tulisanku juga jadi banyak mengalami penurunan :(
Ini mesti gara2 di kos ku saat ini belom ada komputer.
Kompie ku masih aku tinggal di Jogja.
Ntar desember baru aku angkut ke Bandung.
Repot juga sich. Rencananya sich mau aku jual aja ke temenku.
Terus di sini aku beli baru.
Hhhmmmm jadi tertarik untuk punya Notebook nich.
Sayang nya muahal buanget harganya :(
Berharap harga Notebook bisa cepet turun dech.

Oh iya, ntar Sabtu bakal ada BaLiGa nich.
Bandung Linuxers Gathering. Gak tau juga nich sejak di Bandung aku kok jadi tergila-gila lagi ama GNU/Linux. Padahal dulu waktu di Jogja aku gak pernah ikutan acaranya KPLI Jogja.
Asik juga sich pake Linux. Oh ya, saat ini di kompie ku dah terinstall Fedora Core 4 GNU/Linux.
Tiap hari aku mainnya di Linux terus. Dah lama windows nya gak pernah aku sentuh lagi. He3... paling2 untuk ganti network domain password doank.
Banyak command Linux yang dah lupa nich.
Jadi perlu banyak baca tutorial lagi.
Pake Linux mmg asik, akujadi bisa banyak belajar.
He3... mungkin juga gara2 banyak baca makanya aku jadi gak punya cukup waktu untuk nulis blog :p (lagi2 alasan ha3...)

Ok dech, kayaknya hari ini sigini dulu dech tulis menulisnya.
Masih mau lanjutin buat modul kuliah Sistem Operasi nich.

Ngantor di Hari Minggu

|

Hari Minggu kayak gini benar2 membosankan :(
Dari pada bosen di kost, akhirnya aku putusin untuk masuk kantor :p
He3... di kantor khan aku masih bisa cek e-mail, tulis blog, and ngetik modul pelatihan JAVA.
Maklum aja, kompie ku masih di Jogja, belom sempet aku angkut di Bandung.
Tapi ternyata asik juga lho suasana kantor di Hari Minggu :)
Benar2 tenang.....
Aku jadi bisa lebih produktif dalam mengerjakan modul pelatihan JAVA :)
Tapi lama-kelamaan mulai bosen juga nich :(
Mungkin sebentar lagi aku akan pulang.
Perutku dah mulai kerincongan nich....
Belom makan siang.
Tadi iseng2 mampir ke blognya Lis.
Wahhhh ternyata dia kehilangan HP lagiii...
HHhmmmm kamu bener2 teledor yach.. :p

Sebulan di IT Maranatha

|

Ini adalah mail yang aku tulis untuk teman2 dosen di IT Maranatha Bandung


Akhirnya mail eng bisa aktif lagi :)
Wahhh gak terasa yach dah 1 bulan saya bergabung dengan IT Maranatha.

Kesannya:
-Suasana kerjanya sangat menyenangkan :)
-Banyak acara foto2nya :p
-Suasana kekeluargaan cukup kental (benar2 suatu tim yang solid)
-Temen2 di sini juga masih punya semangat belajar yang tinggi, jadi ikut
termotivasi nich :)
-Banyak event2 menarik (terutama JAMU) :)
-Dosen2 didorong untuk sertifikasi, jadi gak sabar nich mau ambil SCJP :)
-Koleksi bukunya bagus2 dan juga bisa request buku :)
-Hubungan antara dosen dan mahasiswa tidak terlalu formal, kondisi semacam
ini menjadikan mahasiswa bisa berinteraksi dengan dosen tanpa rasa segan
(tapi tetap menaruh rasa hormat)

Gara2 belom dapet kelas untuk diajar, sementara ini aktifitas keseharian saya adalah:
-Cek e-mail
-Baca koran: kompas.com, jawapos.com
-Baca majalah: wartaekonomi.com, swa.co.id
-Berburu e-book gratisan
-Nulis di blog
-Otak-atik Fedora Core3, thanks to Timo buat CD installernya, Wahhh
Ternyata banyak CLI LINUX yang dah lupa. Perlu belajar lagi nich.
-Download free ware untuk LINUX, kalo lagi hoki bisa lolos dari proxy nya
NOC, tapi kalo pas lagi gak hoki seharian download keblokir melulu :((
-Mengulang belajar JAVA, wahhh ternyata saya masih belum cukup fasih
berbahasa JAVA :p
-Ngobrol seputar JAVA bareng Mr Hendra, Mr TJ, Mr Andi
-Masuk ke kelas2 untuk mempelajari suasana kelas dan gaya mengajar masing2
dosen, menarik :)
-Bikin soal2 programing untuk asah otak sekalian buat nambah stok soal test
seputar programing :)
-Telphone SMU-SMU, ada yang menerima, ada yang menolak, ada yang menta
ditelp balik, pokoknya macem2 dech kasusnya :p
-Ikutan rapat :)

Kesimpulan:
Jadi gak sabar nich mau mulai ngajar..........

Catatan:
Saya mmg lebih cerewet kalo lewat tulisan :p


Salam,
Boedy Bios

Fedora Core 3 in My Dektop

|

Horeeee akhinya aku install juga Fedora Core 3 di Komputer kantorku :)
Ini baru namanya kebebasan :)
Maklum aja, yang Windows 2000 aku gak dikasih password adminya.
Jadi gak isa install apa2 :(
Lagi pula aku masih dirundung kekawatiran jangan2 di OS dah diinstal semacam keylogger :p
Maklum aja, dulu aku paling hobi cari password orang lewat keylogger :p
Ha3... takut kena hukum karma :)
Untunglah hari ini gak sedingin kemarin, malahan cenderung cerah :)
Hari ini urtuku mau datang ke Bandung. Besok adikku diwisuda lhoo...
AKu juga sudah minta ijin ke Ibu Dekan untuk tidak masuk kantor.
Saatnya bereksplorasi dengan Fedora :) Sudah lama juga nich aku gak pernah bersentuhan lagi dengan Linux. Sudah banyak yang terlupakan. Harus belajar lagi.

Siang Hari yang Dingggiiinnn.... bbrrrbbrr.....

|

GAP lt1, Ruang Dosen IT Maranatha Bandung

Siang hari ini udaranya cukup dingin.
Ditambah lagi hujan rintik2 yang baru saja turun.
Anginnya juga cukup kencang.
Bisa kena flu nich :(
Hari ini aku sudah kembali menyusun (mungkin lebih tepatnya merangkum dan menerjemahkan) modul untuk perkuliahan jaringan komputer. Sampai saat ini sich baru menyelesaikan materi untuk 3 pertemuan dari 12 total pertemuan.
Masih cukup banyak.
Aku juga sudah menyelesiakan mempelajai 50% materi yang disajikan dalam text book JAVA. Aku benar2 ingin mengulang kembali mempelajai JAVA dengan lebih serius, maklum aja persiapan untuk mengambil ujian sertifikasi. Aku harus tetap mempertahankan semangat belajarku :)
Tadi pagi aku mencoba menindak lanjuti proposal yang dikirim oleh IT Maranatha berkenaan dengan pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat.
Program ini berwujud in house training ke beberapa SMU. Kebetulan aku ditugasi untuk memfollow up SMU2 di Cirebon dan salah satunya adalah SMU tempat aku bersekolah dulu.
Wahhh senangnya, apalagi sewaktu kutelp trenyata kepala sekolahnya masih ingat padaku. Semoga saja akulah yang akan diterjunkan untuk memberikan pelatihan di sana :)

Perangkap Tikus

|

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani
dan isterinya membuka sebuah bungkusan. Ada makanan pikirnya? Dia terkejut
sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke
ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan; "Awas, ada
perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati, ada perangkap tikus di dalam
rumah!"

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruk tanah,
mengangkat kepalanya dan berkata, "Ya maafkan aku, Pak Tikus, aku tahu ini
memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tak ada
masalahnya. Jadi jangan buat aku peninglah."

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing, katanya, "Ada perangkap tikus
di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di rumah!" "Wah, aku menyesal dengar
khabar ini," si kambing menghibur dengan penuh simpati, "tetapi tak ada
sesuatupun yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu sentiasa ada
dalam doa doaku!"

Tikus kemudian berbelok menuju si lembu." Oh? sebuah perangkap tikus, jadi
saya dalam bahaya besar ya?" kata lembu itu sambil ketawa. Jadi tikus itu
kembalilah ke rumah, kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal
dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian.

Malam itu juga terdengar suara bergema diseluruh rumah, seperti bunyi
perangkap tikus yang berjaya menangkap mangsanya. Isteri petani berlari
pergi melihat apa yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa
melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat
mematuk tangan isteri petani itu. Petani itu bergegas membawanya ke rumah
sakit.

Dia kembali ke rumah dengan demam. Sudah menjadi kebiasaan setiap orang akan
memberikan orang yg sakit demam panas minum sup ayam segar, jadi petani itu
pun mengambil goloknya dan pergilah dia ke belakang mencari bahan-bahan
untuk supnya itu.

Penyakit isterinya berkelanjutan sehingga teman-teman dan tetangganya datang
menjenguk, dari jam ke jam selalu ada saja para tamu. Petani itupun
menyembelih kambingnya untuk memberi makan para tamu itu.

Isteri petani itu tak kunjung sembuh. Dia mati, jadi makin banyak lagi
orang-orang yang datang untuk pemakamannya sehingga petani itu terpaksalah
menyembelih lembunya agar dapat memberi makan para pelayat itu.

Moral kisah ini:
Apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu pikir itu
tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada 'perangkap
tikus' di dalam rumah, seluruh 'ladang pertanian' ikut menanggung risikonya.

Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan dari baiknya.

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)

Pembicaraan Di Waktu Makan Siang

|

Hari ini, aku dan beberapa rekan kantorku pergi makan siang bersama.
Di situ ada Pak Andi, Pak Hendra, Pak Catur, dan Pak Peter Kim.
Sebagai obrolan di waktu makan siang kali ini, kami membicarakan tentang memilki anak.
Wahhhh benar2 pembicaraan orang dewasa.... Tiba2 aku jadi merasa paling ingusan :p
Kebetulan istri dari Pak Catur sedang hamil.
Kemungkinan istrinya akan melahirkan di awal Desember nanti.
Wahhh senangnya...
Aku sendiri malah belom kepikiran sampai ke arah sana.
Maklum, pacar aja belom punya :p
Ha3...
Kalau di lihat dari wajah teman2ku itu, rasa2nya mereka merasa bahagia sekali ketika menantikan seorang si buah hati.
Hhhhmmm.... kira2 kapan yach aku bisa mulai merasakannya :)

Gerimis di Pagi Hari

|

Pagi ini Kota Bandung dirundung gerimis.
Udara jadi lebih dingin dari biasanya.
Sampai2 aku berangkat kantor dengan mengenakan jaket.
Oh ya, semalam aku baru saja menghadiri acara penutupan ospk fakultas.
Ospeknya memang jauh berbeda dengan ospek di Jogja.
Di sini, mahasiswa tidak diwajibkan untuk mengikuti ospek fakultas, jadi tidak mengherankan bila jumlah pesertanya cukup sedikit.
Padahal, kalau menurutku ospek itu cukup menarik.
Di situlah ajang bagi mahasiswa untuk saling mengenal lebih dekat di antara teman2 seangkatannya.
Banyak pengalaman menarik yang bisa didapat ketika mengikuti ospek.
He3... walaupun ketika menjalaninya memang terasa cukup menyebalkan :p
Oh ya, ketika aku sedang menulis (mengetik) saat ini, aku kok punya feeling gak enak yach.
Aku punya firasat kalau komputer yang saat ini sedang aku gunakan telah terinstall sebuah key logger yang akan merakam setiap karakter yang sedang aku ketikkan.
Apalagi komputer ini bukan aku sendiri yang melakukan instalasi operating systemnya. Bahkan aku sendiri tidak diberi password administratornya.
Kalau memang hal ini benar, aku hanya ingin mengatakan pada orang2 yang telah dengan sengaja memasang key logger pada komputer ini: "Hey, perbuatan kalian tuh gak etis tauuuuuu..... Setiap orang pastilah butuh privasi, maka hargailah itu!"
Jam 10 nanti bakal ada rapat untuk membicarakan acara open house.
Aku sudah membuat rancangan kegiatan yang memang telah dipercayakan padaku.
Dan aku telah mendiskusikannya dengan Pak Joni.
Oh ya, Pak Joni itu salah satu rekan kantorku. Mungkin suatu saat nanti aku akan menuliskan sesuatu tentang dirinya.
Sambil menunggu waktu rapat, aku akan menghangatkan diri dari dinginnya pagi sambil menikmati sajian informasi dari KOMPAS :)
Buka Mata Dengan Kompas :)

Kebiasaan

|

Aku adalah teman sejatimu.
Aku adalah penolongmu yang paling hebat,
Juga adalah bebanmu yang paling berat.
Aku akan mendorongmu maju atau
menyeretmu
kedalam kegagalan.
Aku sepenuhnya tunduk pada perintahmu.
Sembilan puluh persen hal yang kamu
perbuat
boleh kamu serahkan
kepadaku dan aku akan dapat mengerjakan
secara cepat dan tepat.
Aku mudah diatur, tunjukkanlah kepadaku
bagaimana persisnya kamu
menghendaki sesuatu dikerjakan dan
setelah
beberapa kali aku akan
mengerjakannya secara otomatis.
Aku adalah hamba semua orang hebat dan
sayangnya juga hamba semua orang
pecundang.
Aku bukan mesin, walaupun aku bekerja
dengan
presisi mesin ditambah intelegensi manusia.
Kamu bisa menjalankan aku demi meraih
keuntungan atau malah hancur, tidak ada
bedanya
bagiku.
Ambillah aku, latihlah aku, bersikaplah tegas
terhadapku, maka aku akan menempatkan
dunia
dibawah kakimu.
Bersikap longgarlah terhadapku maka aku
akan
menghancurkanmu.

Siapakah aku?

Aku adalah "Kebiasaan".

Kebiasaan-kebiasaan yang baik harus
dipegang
erat-erat dengan kuat dengan komitmen yang
tinggi.

Terlepas bagaimana perasaan anda saat itu,
setiap keputusan yang dikuatkan oleh
kehendak
anda untuk mengambil tindakan sesuai
dengan
komitmen anda akan mendatangkan hasil-
hasil
yang mengagumkan dalam waktu yang relatif
singkat.

nb: Tulisan ini diambil dari bulleting board Friendster

Kesanku Selama 1 Minggu bergabung dengan IT Maranatha

|

Kamis, 8 September 2005
GAP lt.1, Ruang Dosen IT, Universitas Kristen Maranatha Bandung

Tidak terasa satu minggu sudah aku menjalani hari2ku sebagai seorang staff edukatif (walaupun belum berkesempatan untuk mengajar) di IT Maranaha Bandung.
Secara pribadi aku merasa cukup kerasan di sini.
Suasana dan lingkungan kerja di sini sangat menarik.
Walaupun rasa2nya aku belum bisa benar2 melebur di dalamnya, maklum saja suasana di sini dan di Jogja cukup berbeda.
Terutama masalah harga barang2. Di sini muahal-muahal buangettttttt......
Terus pola berpakaian di sini juga benar2 wahhhh banget..
Belum lagi tentang beberapa aturan main tidak tertulis di sini yang belum aku ketahui.
Jadi sering salah tingkah nich :p
Tapi aku yakin lama-kelamaan pun aku akan terbiasa dan bisa melebur dengan baik.
Sebenarnya banyak hal baru yang bisa aku pelajari di sini, apa lagi mengingat banyaknya
bentuk kerjasama yang telah dan akan dijalin oleh IT Maranatha dengan beberapa vendor2 IT seperti Microsoft, ORACLE, CISCO, SAP, MacroMedia, JAVA.
Wah aku jadi bingung mau mendalami yang mana.
Mungkin aku akan mendalami bidang2 yang sebelumnya pernah aku pelajari.
Rencana pribadiku dalam waktu ini aku akan kembali mempelajari kembali JAVA
dengan lebih sistematis.
Maklum saja sebelumnya dalam mempelajari JAVA aku benar2 tidak sistematis.
Kebetulan aku baru saja men copy sebuah text book bagus dari temanku Henry.
Thanks ya Hen. Bukunya benar2 sistematis banget.
Setelah menghadiri Java Meet Up beberapa hari yang lalu, aku jadi tertarik untuk mengambil sertifikasi untuk JAVA.
Mungkin dari JAVA aku akan kembali meneruskan mendalami CISCO.
Saat ini aku memang telah menempuh jalur akademik CNAP(Cisco Network Academy Programme)
untuk CCNA sampai level 3 dari 4 level yang ditawarkan.
Berarti tinggal 1 level lagi. Setelah itu aku bisa mulai mempersiapkan diri untuk mengambil sertifikasi.
Untuk ORACLE sampai saat ini aku baru menguasai 2 modul (SQL dan PL/SQL) padahal materi sertifikasi yang diujikan untuk ujian OCP track DBA adalah SQL, Fundamental 1, dan Fundamental 2.
Wahhhhh ternyata aku salah jalur :p
Gak apa dech, nanti aku belajar lagi :)
Pokoknya terusssssss semangattttt......
No Limits, No Boundaries :)

Paris Van Java, I'm coming.....

|

Kamis, 25 Agustus 2005

Sore hari ini bisa jadi merupakan sore hari terindah sejak aku dilahirkan ke dunia ini.
Aku menerima kabar bahwa aku diterima sebagai dosen di IT Maranatha Bandung!!!!!
Wahhhhh senangnya................
Setelah mendapat telp dari Pak Andi (Ketua jurusan Teknik Informatika IT Maranatha) aku langsung teriak2
kayak orang gila yang baru dilepas dari kerangkeng :)
Yes!!! Yes!!! Yes!!!
Suasana hatiku mendadak berubah secara ekstrim.
Padahal pagi hari tadi aku masih dirundung suasana tegang menanti jawaban dari IT Maranatha.
Horeeeeeeee..........................
Saking senangnya, aku sampai2 mengirimkan SMS ke banyak orang.
Pulsa ku sampai habis....
He3... ini gara2 ada beberapa orang yang aku kirimi lebih dari satu SMS.
Maklum aja kalau sudah senang seperti ini suka lupa diri :p
Bentar lagi jadi warga Bandung nich :)
Mulai ganti gaya bahasa dari Jawa ke Sunda
Paris Van Java, I'm coming.....

The Butterfly Effect

|

Jumat, 19 Agustus 2005

Ada film yang sangat menarik yang baru saja aku tonton.
Film ini berjudul "The Butterflt Effect".
Benar2 film yang bisa membaca dan menjawab rasa penasaran dan keiinginan terdalamku.
Aku memang selalu menginginkan untuk dapat kembali ke masa kecilku tetapi
dengan pemikiran yang aku miliki saat ini.
Aku ingin memperbaiki keadaan.
Yup, aku ingin memperbaiki setiap kesalahan yang telah aku buat.
Aku ingin menjadikan segalanya jauh lebih baik dari apa yang ada saat ini.
Film ini telah menyadarkanku bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu biarlah terjadi.
Jadikanlah itu sebagai pelajaran dan kenangan yang penuh makna dan manis untuk diingat.
Dan setiap hal sekecil apapun yang kita lakukan saat ini akan membuat
suatu perubahan besar untuk masa yang akan datang.
Benar2 film yang sangat menarik dan inspiratif lagi kontemplatif :)

"It has been said that something as
small as the flutter of a butterfly's
wing can ultimately cause a typhoon
halfway around the world"

"Change one thing, Change everything"

Another Story from Salatiga

|

Rabu, 17 Agustus 2005

Babak 1:
Setelah mengalami pengalaman unik di Salatiga beberapa waktu yang lalu, hari ini aku
akan melakukan perjalanan kembali ke kota itu.
Seperti biasa, aku menggunakan jasa Travel untuk mencapai kota itu.
Aku memesan tiket untuk keberangkatan pukul 4 sore.
Ketika aku memesan, aku diperingatkan oleh salah seorang ticketernya,
"Jadwalnya memang jam 4 sore, tapi kayaknya mas sudah pengalaman dech.
Jadi bisa dikira2 sendiri yach jam pasti keberangkatannya".
Ha3...
Jasa travel yang aku gunakan ini memang terkenal karena keterlambatannya :p
Tapi mau gimana lagi, hanya ini travel yang memiliki rute ke Salatiga.
Setelah memperkirakan keterlambatan waktu penjemputan, aku pun baru bersiap2 berangkat ke
travel agent tersebut sekitar pukul 5 sore.
Sesampainya di sana, aku pun bertanya kira2 berapa lama lagi travelnya akan tiba.
Betapa terkejutnya aku ketika diinformasikan bahwa travel tersebut telah berangkat
setengah jam yang lalu.
Ditambah lagi aku malah kenal omelan si penjaganya.
Benar2 menjengkelkan :(
Travel agent ini memang gila.
Kalau mereka telat, pengguna jasanya yang diminta memaklumi.
Tapi kalau pengguna jasanya yang telat malah diomelin.
Benar2 menyebalkan.
Aku berharap tidak akan pernah lagi menggunakan jasa travel agent ini.
I hope so :p
Ketimbang energiku habis untuk balik memaki2 petugas tersebut, lebih baik aku salaurkan
energiku untuk mengejar bus menuju ke terminal.

Babak 2:
Sesampainya di terminal, aku bertanya2 mengenai bus apa yang bisa aku gunakan
untuk menuju ke Salatiga.
Wah ternyata tidak ada bus dari Jogja yang memiliki rute khusus ke Salatiga.
Aku harus menggunakan bus jurusan Jogja-Semarang.
Tetapi karena sudah terlalu sore, aku hanya bisa mendapati bus jurusan Jogja-Magelang.
Benar2 merepotkan awalnya.
Maklum saja, aku jarang sekali bepergian ke luar kota menggunakan bus.
Lebih sering menggunakan kereta api atau travel.
Ternyata ada uniknya juga bepergian menggunakan bus.
Aku jadi gak boleh ketiduran di bus.
He3... takut kelewatan :p
Wah seru juga sich.
Aku harus menempuh rute perjalanan dari Jogja-Muntilan-Magelang-Ambarawa-Bawen.

Babak 3:
Di terminal Bawen aku mulai kerepotan untuk mencari bus yang menuju ke arah Salatiga.
Apalagi saat itu hari sudah gelap.
Akhirnya aku putuskan untuk berjalan kaki.
Ha3... aku bener2 bego dan tidak memperhitungkan jarak dari terminal Bawen ke Salatiga :p
Sambil jalan aku mencoba mengisi perutku yang sudah mulai keroncongan dengan bekal
roti yang memang sudah aku persiapkan sebelumnya.
Gara2 jalanan yang terlalu gelap, langkahku harus terhenti karena aku terjerembab dalam
kubangan kotor berisi air hujan.
Ah benar2 sial...
Tapi mau dikata apa, namanya juga gak kelihatan :p
Kaus kaki, celana, dan sepatuku jadi basah kuyup dan kotor.
Untung saja aku membawa cadangan dalam tasku.
Di dekat kubangan tersebut ada sebuah warung kecil.
Orang2 di dalam warung tersebut hanya senyum2 kecil melihat kesialan yang baru saja
aku alami :(
Ah sudahlah, mungkin mereka memang membutuhkan hiburan, dan aku hadir sebagai penghibur :)
Ha3...
Aku pun berjalan mendekat ke arah warung tersebut dan mencoba menanyakan alternatif lain
menuju Salatiga selain berjalan kaki.
Di situ ada seorang bapak yang mengatakan bahwa ada bus yang akan melewati setiap 15 menit
yang dapat membawaku ke Salatiga.
Dia memberitahukan di mana aku dapat turun.
Bahkan beliau pun membantuku mencegat bus yang lewat.
Wah terima kasih ya Pak, sudah mau membantu :)

Babak 4:
Akhirnya aku pun sampai di Satya Wacana.
Satu2nya tempat di Salatiga yang aku kenal :p
Jam sudah menunjukkan pukul 10:30 malam.
Aku memang sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi hal buruk seperti saat pertama kali
aku menginjakkan kaki di kota ini.
Kemarin aku sempat mengirimkan SMS ke temanku di Salatiga bahwa aku akan menginap di kostnya.
Tapi rupa2nya SMS ku tidak kunjung dibalas.
Aku berkeyakinan bahwa dia memang sedang berlibur di kota asalnya.
Maklum saja, saat ini khan masa libur akhir semester.
Ya sudahlah, mau dikata apa lagi.
Mungkin memang aku harus menjadi gembel lagi si kota ini :p
Langkah pertama yang harus kulakukan adalah mencari kamar mandi untuk berganti celana dan
kaos kaki yang kotor dan basah kuyup.
Setelah berganti celana dan kaos kaki, langkah berikutnya adalah mencari ruang kelas
yang tidak terkunci yang bisa aku gunakan untuk bermalam.
Jangan sampai aku mati kedinginan gara2 harus bermalam di alam terbuka.
Apalagi saat ini kondisinya sedang gerimis.
Setelah cukup lama keliling, akhirnya aku berhasil menemukan sebuah ruang kelas yang
tidak terkunci.
Wahh... betapa beruntungnya aku :)
Ruangnya lumayan hangat walau suasananya terkesan agak angker.
Maklum saja bangunannya termasuk bangunan tua jaman Belanda.
Walaupun sudah direnovasi tapi kesan kuno nya masih cukup kental.
Aku memang sangat menyukai tipe bangunan semacam ini, tapi tidak untuk di malam hari :p
Ah sudahlah, untuk apa pula aku menakutkan hal2 yang berbau mistik semacam itu.
Yang penting saat ini aku telah menemukan tempat yang tepat dan cukup nyaman untuk aku bermalam.
Aku pun langsung menyalakan lampu dan menata beberapa kursi berjajar
untuk aku jadikan tempat tidur.
Aku gunakan tasku sebagai bantal.
Cukup nyaman juga :)
Sambil menunggu datangnya kantuk, aku pun melanjutkan membaca novel klasik karya Sakai Tsuboi.

Babak 5:
Tak banyak memakan waktu setelah aku membeca beberapa lembar novel tersebut
kantuk mulai menghampiriku.
Aku pun tertidur cukup pulas.
Entah berapa lama aku tertidur, yang jelas di tengan tidurku aku dikejutkan oleh suara orang
yang membangunkanku.
Aku pun cukup terkejut dan terbangun.
Astaga, kulihat dua orang satpam membangunkanku.
Mereka pun mulai menanyai diriku.
"Mas asalnya dari mana? Terus ngapain tidur di sini?"
Langsung saja aku jawab, "Maaf Pak, saya dari Jogja"
"Saya kemalaman datang ke Salatiga"
"Karena tidak memiliki kenalan di sini dan hanya UKSW satu2 tempat yang saya kenal,
maka saya pun memutuskan untuk bermalam di sini"
Akhirnya dengan nada sedikit ketus salah seorang dari mereka menjawab
"Lain kali lapor dulu yach!!!"
Lalu aku jawab "Iya Pak, maaf ya..."
"Ya sudah tidur lagi aja, bisa tidur khan?" Sahut seorang lagi dari mereka.
"Bisa kok Pak, makasih yach", jawabku.
"Oh ya, kami bisa minta kartu identitasnya?
Besok pagi bisa Anda ambil di pos"
Akhirnya aku serahkan KTP ku.
Bikin deg2an aja sich :p
Ha3... Sebenarnya aku sempat dibuat cemas juga.
Jangan2 mereka tidak mengijinkan aku untuk bermalam di ruang kelas itu lagi.
Tapi untunglah mereka masih cukup manusiawi dan mengijinkan aku untuk tetap bermalam di sini.
Trims ya Pak :)
Setelah mereka meninggalkan ruang kelas, aku pun kembali meneruskan tidurku.

Epilog:
Wah.... benar2 pengalaman yang sangat mengesankan.
Hidup ini memang indah selama kita bisa memandangnya dari sisi yang keliru :p
Ha3...
Selalu ada "Blessing in Disguise"
Yup selalu ada "berkat yang tersembunyi" dalam setiap peristiwa yang kita alami.
Nah akhirnya kembali kepada kita masing2, maukah kita mencoba untuk mencari dan memaknainya
Atau malah membiarkannya berlalu begitu saja :)

Terima Kasih

|

Selasa, 16 Agustus 2005

Wahhh malam ini adalah malam perayaan detik2 proklamasi kemerdekaaan Indonesia.
60 tahun sudah bangsa ini merdeka.
Aku benar merasa bangga sekaligus sedih.
Bangga karena bangsaku telah 60 tahun mengalami masa kemerdekaan
tapi sekaligus juga sedih karena bangsa ini belum bisa merasakan "kemerdekaan"
yang seharusnya sudah dimiliki sejak 60 tahun silam.

Malam ini beberapa teman datang ke rumah kontrakan.
Trims yach buat keceriaan yang sudah kalian hadirkan, setidaknya kehadiran
kalian sudah membawa kelegaan yang mengurangi keteganganku.
Barusan dosenku Mr Dito juga menelpon menanyakan rencanaku ke depan.
Rencanaku masih dalam pergumulan nich.
Pergumulan yang sangat menegangkan.
Tapi trims yach Pak sudah memperhatikan mantan mahasiswamu yang "aneh" ini :p
Trims buat pembicaraannya, setidaknya itu pun bisa mencairkan keteganganku.
Terima kasih juga buat Sakai Tsuboi untuk karyanya yang indah
walau tak dapat sepenuhnya kunikmati mengingat suasana hatiku saat ini.
Saatnya merenung lagi.....

Keep Going!!!!

|

Selasa, 16 Agustus 2005

Keputusan telah kubuat dan apapun resikonya harus kutanggung.
Baru saja aku terima mail dari seorang teman, Timo namanya.
Thanks ya Tim buat info dan dukungannya.
Itu benar2 berarti bagiku.
Dua hari lagi adalah hari besar bagiku, aku harus menghadapi ketakutanku.
Aku harus menenangkan diriku.
Aku harus menguasai dan menyeimbangkan emosi dan rasioku.
Malam ini aku benar2 perlu banyak merenung sehingga aku bisa memecahkan dan
mengklarifikasikan permasalahanku dengan sebaik dan sediplomatis mungkin.
Aku harus mampu bermain cantik.
Inilah saatnya bagiku untuk menyatakan pada diriku sendiri bahwa aku adalah makhluk
pemikir yang cukup dewasa dan mampu mengatasi gejolak2 emosional yang irasional.
Sebagai bahan refreshing, aku baru saja meminjam buku berjudul "Twenty Four Eyes"
karya seorang sastrawan Jepang, Sakai Tsuboi.
Berharap karya ini bisa jadi teman yang menyenangkan dan inspiratif dalam perenunganku.
Keep going Boedy!!!!!

Benar-Benar Menengangkan

|

Selasa, 16 Agustus 2005

Dua hari yang lalu aku baru saja mengambil sebuah keputusan yang sangat beresiko. Yup, sebuah keputusan yang akan memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam hidupku. Sebuah keputusan yang menjadikanku susah tidur :( Pokoknya benar2 menegangkan.... Ini berkaitan dengan pekerjaanku. Keputusan sudah aku ambil, saat ini aku tinggal menunggu hasilnya. Menunggu memang aktifitas yang sangat menyebalkan. Apalagi menunggu sebuah kepastian tentang masa depan. Aku sudah melakukan bagianku dengan sebaik mungkin, saat ini rasanya aku harus mulai belajar apa yang namanya berserah. Terdengar klise memang, tapi tak ada lagi yang bisa aku perbuat saat ini selai menunggu. Aku sempat mensharekan keputusanku ini ke beberapa teman2ku dan merekapun mengakui bahwa ini memang merupakan keputusan yang sangat beresiko, tapi terlepas dari itu mereka cukup memberikan dorongan moril yang memang sangat aku butuhkan. Thanks a lot guys :) Salah satu upaya yang bisa aku lakukan untuk mengurangi ketegangan ini adalah dengan membaca. Saat ini aku baru saja menyelesaikan sebuah tulisan yang sangat menarik karya Voltaire. Menarik memang walaupun untuk saat ini aku tidak bisa benar2 menikmatinya :( Aku hanya bisa berharap semoga aku dapat melewati masa2 sulit semacam ini dengan baik. Ayooo Boedy, tetap semangat yach!!!!!!!

Fix it Buddy!!!

|

Sabtu, 13 Agustus 2005

Apa yang harus dilakukan ketika aku menyadari bahwa aku telah melakukan suatu kesalahan?
Ah bodoh sekali, kenapa pertanyaan semacam ini mesti ditanyakan?
Sudah jelas jawabannya adalah minta maaf dan mencoba memperbaikinya.
Idealnya memang seperti itu, tapi sayang sering kali hidup tak berjalan ideal.
Aku punya emosi yang perlu aku taklukkan.
Emosilah yang seringkali menjadi pangkal dalam setiap kekeliruanku.
Kekeliruan yang mengantaranku pada penyesalan demi penyesalan.
Aku yang selama ini menganggap diriku sebagai seorang pemikir,
tapi nyatanya malah emosikulah yang kadang mendominasi diriku.
Aku yang seringkali memberi masukkan pada teman2ku untuk selalu kritis dan rasio oriented dalam
menghadapi dan memecahkan persoalan, saat ini malah aku sendiri yang terjebak di dalamnya.
Ternyata aku belum menjadi manusia yang seringkali aku jadikan model panutan bagi teman2ku.
Ternyata aku masih jauh dari itu.
Memang benar kata orang, bicara memang jauh lebih mudah dari pada menjalaninya.
Hhhmmm... tapi aku tahu bahwa hal ini tidak bisa dibiarkan berlalu begitu saja.
Aku harus mencoba menjadikannya tidak hanya mudah untuk diomongkan saja, tetapi juga mudah untuk dilakukan.
Aku harus mulai melatih diriku lagi.
Melatih mengendalikan emosiku.
Selamat berjuang Boedy :)

Horreeee.....

|

Sabtu, 13 Agustus 2005

Wahhh senangnya bisa bertemu sahabatku Listya.
Setelah sekian lama hanya bertemu di dunia maya, akhirnya bisa bertemu juga di duna fana :p
Benar2 suatu pengalaman yang aneh.
Moment yang unik :)
Tapi entah kenapa aku merasa yang kutemui adalah seorang Listya yang lain.
Mungkin aku yang salah dalam membangun image -gambaran- seorang Listya.
Maklum saja, proses rekonstruksi yang dilakukan selama ini hanya melalui media text :p
Tapi entah kenapa, aku tetap merasa asing.
Aku merasa belum bertemu dengan Listya yang aku kenal selama ini.
Aku jadi bertanya-tanya, manakah dirimu yang sebenarnya.
Yang aku lihat dalam pertemuan kemarin ataukah yang biasa aku temui dalam tulisan2mu?
Mengapa begitu berbeda?
Bolehkan aku bertemu denganmu Lis?

Berpikir dan Berperasaan

|

Rene Descartes pernah mengatakan bahwa kita berpikir maka kita ada.
Ungkapan semacam ini telah menjadi jiwa dari abad pencerahan.
Manusia sebagai makhluk pemikir semestinya menunjukkan eksistensi dirinya dengan berpikir.
Boedy adalah makhluk pemikir.
Setiap hari, setiap menit, setiap detik, setiap mili detik aku selalu berpikir.
Awalnya
kupikir berpikir sebagai sebuah anugerah.
Tapi akhir2 ini aku merasa ini sebagai kutuk.
Yup, kutuk yang harus aku tanggung.
Otakku terus bekerja.
Tiap hari, tiap jam, tiap menit, tiap detik, bahkan tiap mili detik.
Bahkan sewaktu tidur pun otak ini tidak pernah berhenti berputar.
Aku takut...bila nanti otakku akan berhenti bekerja.
Apa jadinya dengan semua pemikiran dan teori yang aku miliki selama ini?
Apakah akan menjadi sirna begitu saja?

ps:
Tulisan ini aku ketik di Kompienya Lis
waktu aku ketemuan ama dia di kost nya
Thanks ya Lis buat judulnya :)

Tidakkkk….

|

Minggu, 31 Juli 2005

Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh dari Jogja ke Bandung, aku tetap saja belum berkesempatan untuk bertemu dengan sahabatku Listya.

Tiidddaakkk…….

Benar-benar belum berjodoh untuk bertemu.

Beberapa waktu sebelumnya, Listya sempat berencana untuk menemuiku juga ketika dia sedang dalam perjalanan ke Bali. Kebetulan rute perjalanannya melewati Jogja.

Tapi waktu itu pun kami belum bisa bertemu.

Suatu bentuk persahabatan yang unik.

Kami hanya bertemu di dunia maya.

Komunikasi yang kami jalin berbasis teks.

Minggu depan aku berencana untuk kembali ke Bandung.

Semoga saja kita bisa bertemu.

AMSTERDAM by Coldplay

|

Sabtu, 23 July 2005

Senang rasanya bila dalam hidup ini kita bisa menemukan sorang teman atau bahkan seorang sahabat yang bisa kita jadikan rekan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran, apalagi bila bisa bertukar karya.

Listya Nurina adalah seorang sahabat bagiku. Seorang sahabat yang unik, seorang sahabat yang bahkan sampai detik ini belum pernah berkesempatan untuk bersua dan bertatap muka langsung. Seorang sahabat dalam dunia maya.

Di mataku, Listya adalah seorang filsuf sekaligus seniman.

Seorang filsuf yang memiliki kebebasan dan kekritisan dalam berpikir.

Dan juga seorang seniman yang selalu ingin merekam dan memberi makna pada setiap jengkal kehidupannya.

Berikut ini adalah salah satu karyanya yang cukup menarik perhatianku.

Benar-benar sebuah goresan tangan yang indah dalam memaknai sebuah waktu.

Sebuah refleksi tentang ruas-ruas kehidupan.

Sebuah tulisan yang cukup kental diwarnai oleh nuansa dari sebuah karya berjudul ”Einstein’s Dreams”. Buah karya seorang Alan Lightman.

Lis, aku benar-benar menyukai gaya tulisanmu.

AMSTERDAM by Coldplay

Rehat...rest...istirahat...idle...
kayanya lebih cocok kalo sekarang g lagi di dalam status idle.
Pikiran g melayang jauh terlalu ke depan.
Apa yang tidak pernah terbayang sebelumnya, tiba-tiba out of control fly inside my mind.
Yang g rasakan adalah ketakutan untuk berjalan bersama relevansi waktu, yang selalu disinggung secara detail dalam buku "mimpi-mimpi einstein"
Andai waktu tidak bergulir...andai waktu seperti mimpi yang tak berujung, andai waktu seperti seorang Sukma Ayu yang sedang koma...dan akhirnya hancur bersama kedalaman tak berujung...
Kemudian mimpi sempurna itu tidak usah dibangunkan..

Idle..bukan berarti g mau terus terombang-ambing ke dalam ketidakmenauan.
Ada banyak hal yang dapat diperjuangkan ketika being idle.
Mungkin untuk mendewasakan seseorang selama melewati waktu tersebut.
Seseorang yang harus saling menahan hasrat dan perasaan, menahan untuk menepis kemunafikan di kedalaman sanubari hati.
Perasaan tetap merahasiakan suatu rahasia...

Idle adalah waktu untuk beristirahat sejenak.
REhat adalah waktu yang tepat sambil menikmati secangkir kopi.
Tetapi bukan berarti berhenti untuk membuka hati lebih dalam , bukan berarti mencari pelarian lain, bukan berarti merapuhkan keadaan yang telah ada.

Idle...diam sesaat..
Kemudian berpikir untuk menjadi dewasa...
Untuk tidak pernah menjadi egois...
Untuk menjadi seseorang yang berarti bagi seseorang yang lain.
Untuk menemukan seseorang yang lain berarti bagi seseorang.

Hari...
adalah waktu untuk merasakan IDLE
Menit dan detik menjadi hari untuk memberi arti kepada seseorang.

Anak-Anak

|

Sabtu, 23 July 2005

Di siang hari yang cerah ini terdengar suara gelak tawa kanak-kanak yang
sedang bermain di sekitar rumah kontrakanku.
Anak-anak yang penuh dengan keceriaan dan kepolosan.
Anak-anak yang biasanya hanya bermain di luar halaman rumah, kali ini mulai memberanikan diri
untuk melewati pagar dan memasuki halaman.
Rupa-rupanya mereka ingin mengambil biji-bijian dari pohon yang ada di halaman rumah.
Entah apa nama pohonnya, yang kutahu pohon itu menghasilkan biji-bijian berwarna merah.
Warna yang memang cukup menarik perhatian bagi seorang anak.
Mereka mulai mengumpulkan biji-bijian itu dengan penuh keceriann.
Sesekali juga diiringi jeritan-jeritan dan gelak tawa sebagai wujud ekspresi kegembiraan mereka.
Benar-benar suatu bentuk kehidupan yang indah.
Indah, ceria, dan polos walau terkesan agak brutal bila tidak diberi suatu pengarahan dan pengajaran.
Wah... sekarang mulai terdengar suara tangis dari seorang anak.
Suara tangis yang cukup keras.
Sebuah tangis yang menghasilkan butir air mata sebagai tanda ketidaknyamanan.
Seringkali juga digunakan sebagai tanda ketidaksetujuan.
Sebuah bentuk ekspresi yang sangat sederhana.
Selang beberapa detik saja, tangis itu sudah berubah kembali jadi tawa dan canda.
Wah... benar-benar luar biasa sekali.
Benar-benar pola perilaku berekpresi yang indah.
Rasa-rasanya, dulu aku pun pernah mengalami fase semacam ini.
Tapi ke manakah sekarang tangis dan tawaku?
Saat ini aku memang masih memiliki tawa, tapi bukan tawa seperti mereka.
Saat ini pun aku masih memiliki tangis, tapi bukan tangis seperti mereka.
Tangis dan tawa ekspresif dan lepas yang memberi warna pada hari-hariku.

Blessing in Disguise

|

Rabu, 6 Juli 2005

Babak satu:

Lagi-lagi aku harus mengalami saat-saat menyebalkan seperti ini. Aku sedang menunggu jemputan travel. Kali ini tidak tanggung-tanggung telatnya. Bayangkan saja, aku sudah menunggu sejak pukul 3:15 pm tapi taravel yang dijadwalkan akan menjemputku pada pukul 3:30 pm, sampai detik ini belum juga muncul. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 5:45 pm. Jumlah waktu yang setara dengan perjalanan yang ingin aku tempuh ke Sala Tiga, dua setengah jam.

Sebenarnya siang tadi sempat terpikirkan dalam benakku untuk menulis tetang suatu topik, tapi sialnya saat ini ketika aku ingin menuliskannya –sebagai upaya untuk membunuh kebosananku– tiba-tiba saja topik itu hilang serasa menguap, hilang entah ke mana. Aku tak dapat lagi mengingatnya. Mungkin kapasitas memory otakku perlu ditambah. Rasa-rasanya jumlah data yang berseliweran di otakku makin semerawut dan tumpang tindih.

Ah sial, di saat-saat seperti ini rupanya penaku pun tidak bisa diajak kompromi. Tulisan tanganku mulai terlihat putus-putus seperti sandi morse saja. Sebentar, biar aku hentak-hentakkan dulu penaku siapa tahu bisa menurunkan tinta yang ada di dalamnya dan mendorong keluar sisa-sisa tinta kering penyebab kemacetan.

Akhirnya setelah dilakukan beberapa kali hentakkan keras pada penaku, aku bisa melanjutkan kembali tulisanku.

Yang namanya sebuah tulisan tentunya membutuhkan sebuah topik atau tema, lantas topik apa yang sebaiknya aku tulis?

Di hadapanku saat ini terbentang sebuah pagar terbuat dari besi dan dicat dengan warna coklat muda. Lantas apa lagi yang bisa aku tulis tentang pagar ini?

Rasanya untuk saat ini otakku pun sedang tidak bisa diajak kompromi untuk memproduksi ide. Ya, sudahlah mungkin sebaiknya aku lanjutkan saja dengan membaca buku.

Akhirnya, setelah menunggu selama tiga jam, aku dijemput juga.

Babak dua:

Benar-benar hari yang menguji kesabaranku. Baru 30 menit perjalan ke Sala Tiga, tiba-tiba saja sopir travel memutuskan untuk menunda perjalanan. Ini disebabkan wipper mobil yang macet. Maklumlah kondisi saat ini sedang hujan lebat dan memang cukup beresiko untuk melanjutkan perjalanan menggunakan mobil dengan wipper yang ngadat. Travel pun terpaksa singgah di bengkel untu beberapa waktu.

Lagi-lagi aku harus kembali menunggu. Sebuah aktifitas –kalau memang layak untuk disebut sebagai aktifitas – yang sangat membosankan.

Ya ampun, ternyata proses reparasi wiper kali ini memakan waktu yang menurutku sudah di luar batas kewajaran. Bayangakn saja, hanya untuk mereparasi wiper membutuhkan waktu sampai tiga jam. Kalau begini sich bukan ”menguji” kesabaranku, tapi lebih tepat bila diartikan sebagai ”menantang” kesabaranku.

Ya apa mau dikata, toh aku sendiri tidak bisa membantu memperbaiki wipernya.

Akhirnya baru pada pukul 9:00 pm sopir memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.

Aku lalu mengirim SMS ke temanku, memberitahukan bahwa aku akan tiba di Sala Tiga jauh dari jadwal yang semula direncanakan.

Babak tiga:

Akhirnya aku pun sampai juga di Sala Tiga. Waktu menunjukkan tepat pukul 11:00 pm. Waktu yang cukup larut. Aku pun mencoba untuk mengirimkan SMS ke temanku untuk memberitahukan bahwa aku sudah sampai di Sala Tiga dan meminta dia menjemputku. Maklum saja ini adalah kali pertama aku ke Sala Tiga. Setelah menunggu beberapa waktu, jawaban atas SMS ku belum juga sampai. Aku pun mulai khawatir, jangan-jangan temanku sudah tertidur karena kemalaman menunggu kedatanganku. Tidakk....... aku benar-benar terdampar di kota yang asing.

Setelah mengantarkan beberapa penumpang yang lain, sopir travel pun akhirnya menanyakan padaku lokasi di mana aku ingin diturunkan.

Aku pun mulai gelisah. Harus aku jawab apa? Aku mau turun di mana? Tempat dan daerah apa yang aku tahu ada di Sala Tiga?

Satu-satunya nama tempat yang aku tahu dari Sala Tiga hanyalah Universitas Satya Wacana. Tanpa pikir panjang lagi, aku pun langsung menjawab ”Pak, Satya Wacana khan memiliki wisma. Kalu begitu tolong saya diturunkan di wisma Satya Wacana saja” . He3... padahal aku sendiri tidak yakin kalau Satya Wacana memiliki wisma.

Wah3.. ternyata jawabanku yang asal ceplos itu diresponi dengan serius oleh si sopir. Dan memang ternyata Satya Wacana benar-benar memiliki wisma.

Aku pun diantar sampai memasuki sebuah kompleks yang dipenuhi dengan pepohonan dan bangunan-bangunan tua yang besar dan kokoh. Tapi memang aku tidak bisa melihat dengan jelas, maklum saja kondisi saat itu cukup gelap san hujan pun cukup lebat.

Setelah diturunkan di kompleks itu, mobil pun meninggalkanku sendiri.

Lantas di mana wismanya? Di mana letak pintu utama yang bisa aku ketok?

Di mana resepsionisnya? Di mana orang-orang?

Ah tidakk..... Kompleks ini terasa sangat luas dalam suasana malam yang kelam ini.

Tidak ada seorang pun yang bisa aku temui di kompleks ini. Bahkan aku pun tidak bisa menemukan seorang satpam di sini.

Setelah mencoba berkeliling-keliling, akhirnya aku pun mengetahui bahwa kompleks banugnan ini merupakan kompleks Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing (STIBA) Satya Wacana. Lantas di mana wismanya?

SMS yang aku kirimkan pada temanku pun belum juga terjawab. Kini aku menjadi semakin yakin kalau dia memang sudah tertidur.

Setelah berkeliling, aku pun mulai menyadari bahwa aku harus menerima kenyataan untuk berehat dan melewatkan malam di kompleks ini, di kota yang asing ini. Setelah mencari tempat yang kiranya cukup nyaman, aku pun memutuskan utuk beristirahat dan tidur di depan sebuah perpustakaan. Bayangkan, aku harus tidur di alam terbuka. Ruangan yang aku temui semuanya terkunci rapat. Tidak ada satu pun yang bisa aku masuki.

Dinginnya malam yang diperkuat dengan hujan yang lebat semakin terasa menusuk ke dalam tulang-tulangku.

Kalau aku harus melewatkan malam dengan keadaan seperti ini bisa-bisa aku terserang demam. Aku harus mencari tempat bermalam yang lebih hangat.

Aku pun mulai mengumpulkan keberanianku untuk menjelajah lebih jauh ke dalam kompleks ini. Setelah beberapa waktu aku mencari, akhirnya aku menemukan sebuah ruangan yang tak terkunci. Ruangnya cukup luas. Setelah lampu ruangan aku nyalakan, aku akhirnya dapat mengenali ruang itu sebagai ruang administrasi. Ya sebuah ruang yang kemungkinan digunakan oleh mahasiswa di sini untuk mengurus keperluan administrasi mereka. Ruangnya lumayan besar. Ada dua buah sofa di sana. Aku pun memilih sofa yang paling hangat dan paling lembut untuk aku jadikan tempat tidur. Wah ternyata di sini juga ada KOMPAS edisi hari ini. Lumayan juga untuk dijadikan bacaan menemani rehatku di ruang dan kota yang asing ini.

Hhhmm... mungkin inilah yang dinamakan sebagai ”Blessing in Disguise”. Sebuah berkat yang tersembunyi. Sebuah berkat yang hanya bisa kita terima dan rasakan bila kita bersedia untuk rehat dan diam beberapa saat untuk mengucap syukur atas apa yang baru saja kita alami. Benar-benar suatu bentuk kehidupan yang indah ya :)

Refleksi Seorang Nelayan

|

Ada seorang pengusaha muda dan kaya bernama Pak Anton.
Suatu hari beliau bertemu dengan seorang nelayan
yang sedang santainya memancing ikan di tepi sungai.
Seperti biasanya, insting bisnis Pak Anton mulai
bekerja.
Dia pun menegur si nelayan itu.

"Waduh pak, kok mencari ikannya menggunakan
pancing kecil? Khan lama dapetnya."

"Lantas sebaiknya bagaimana?" Tanya si nelayan.

"Sebaiknya bapak menggunakan jaring besar biar
bisa mendapatkan banyak ikan."

"Lantas ikan yang banyak itu untuk apa?" Tanya si
nelayan lagi.

"Wah bapak ini lugu banget sich, ya jelas saja
untuk membeli kapal agar bisa mendapat ikan lebih
banyak lagi." Jawab Pak Anton agak kesal.

"Terus itu semua untuk apa?" Tanya si nelayan bingung.

"Ya jelas saja dengan menggunakan kapal maka ikan
yang didapat bisa lebih banyak. Otomatis uang yang
didapat dari penjualan ikan juga meningkat.Uangnya
bisa bapak pakai untuk beli kapal yang lebih
gede." Jawab Pak Anton setengah marah.

"Terus untuk apa kapal gede itu?" Tanya si nelayan
semakin kebingungan.

"Ya jelas saja untuk mendapat lebih banyak uang."
Jawab Pak Anton membentak.

"Lantas uang yang banyak itu untuk apa?" Tanya si
nelayan semakin bingung.

"Ya jelas saja untuk bisa menikmati hidup dengan
lebih santai, Bapak ini lugu atau bego sich?"
Bentak Pak Anton

"Memangnya saat ini saya sedang tidak menikmati
hidup? Bukankah saat ini juga saya sedang
bersantai?" Tanya si nelayan balik.

nb:
Tulisan ini bukanlah karya orisinil seorang Boedy, melainkan hasil tulis ulang dari sebuah karya yang sempat saya baca.
Hanya saja saya lupa sumber orisinilnya.

Kekeliruanku Tentang Waria

|

Minggu, 8 Mei 2005

Dua hari yang lalu, tepatnya pada tanggal 6 Mei 2005 digelar suatu acara yang sangat menarik di toko buku Gramedia Jogja. Acaranya berupa launching dan bedah buku yang menghadirkan tiga orang penulis yang ketiganya mengangkat topik tentang waria. Yang membuat acara ini lebih menarik adalah, ternyata dua dari tiga penulis yang dihadirkan adalah seorang waria.
Wah menarik sekali….
Mereka sangat terbuka dan yang membuat aku cukup terkejut adalah ternyata mereka juga sangat terpelajar.
Pemaparan yang mereka sampaikan sangat runtut dan sistematis seperti layaknya orang yang berpendidikan tinggi.
Waria pertama bernama Merlyn Sopjan. Beliau adalah seorang sarjana Teknik Sipil lulusan Universitas Teknologi Nasional Malang. Beliau juga menjabat sebagai ketua Ikatan Waria Malang (IWAMI) dan dianugerahi gelar Doktor HC dari Northern California Global University karena aktivitas sosialnya dalam bidang HIV/ AIDS. Luar biasa khan???
Waria kedua bernama Shuniyya. Beliau adalah seorang sarjana dengan predikat lulusan terbaik dari jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM tahun 2004. Beliau lulus Cum Laude dengan IPK 3,56 dan hanya menempuh masa kuliah 3 tahun 2 bulan.
Benar-benar patut diacungi jempol.
Dalam kesempatan kali ini, mereka mencoba untuk membagi pengalaman dan perasaan yang mereka alami sebagai seorang waria. Dari pemaparan mereka aku menangkap suatu kesimpulan bahwa sesungguhnya seorang waria adalah seorang wanita yang terjebak dalam tubuh pria.
Sejak dilahirkan, mereka tidak pernah merasa diri mereka sebagai seorang pria walaupun secara fisik mereka memiliki bentuk tubuh layaknya seorang pria.
Benar-benar suatu beban yang luar biasa beratnya yang harus mereka tangung dalam kehidupan mereka. Aku sendiri sempat membayangkan bila seandainya aku dilahirkan dengan mindset seorang pria tapi dengan tubuh seorang wanita. Mengerikan sekali..... Dan rasa-rasanya aku tidak akan mampu menaggungnya.
Pada waktu masih kanak-kanak dan remaja, mereka memang dipaksa oleh orang tua mereka untuk mengenakan busana dan berkelakuan seperti layaknya seorang pria.
Alasannya cukup klise, demi menjaga nama baik keluarga.
Benar-benar suatu penderitaan batin yang luar biasa berat.
Mereka juga dicap oleh masyarakat sebagai kaum yang meresahkan masyarakat. Mereka selalu saja diidentikkan dengan kejahatan, alat pemuas sex, pengamen jalanan. Peluang kerja yang agak lumayan yang bisa mereka masuki mungkin sebagai penata rambut dan busana atau sebagai pelawak yang kehadirannya hanya untuk diolok-olok oleh para penontonnya.
Tapi perlu diingat, tidak semua waria memiliki bakat di bidang tata rambut dan tata busana, apalagi bakat menjadi seorang pelawak.
Waria memang dikondisikan untuk jadi seperti itu. Itu semu karena sikap penolakan dari masyarakat. Bayangkan saja, bahkan untuk menjadi seorang ”babu” yang tidak menuntut banyak keahlian saja rasa-rasanya masih sulit. Belum banyak keluarga yang mau menerima waria sebagai pembantu rumah tangga di rumah mereka.
Mereka terpaksa turun ke jalan menjadi pekerja sex hanya semata karena tuntutan kebutuhan untuk bisa tetap bertahan hidup. Itu bukan karena hasrat seksual dan keingginan mereka untuk having fun. Kalau hanya mengejar nafsu, toh mereka pun tidak akan menarik bayaran. Nyatanya para waria yang turun ke jalan sebagai pekerja sex hampir seluruhnya menarik bayaran.
Kalau seandainya mereka bisa memilih, toh mereka pun tak ada yang memilih untuk dilahirkan sebagai waria. Mereka pasti akan memilih untuk dilahirkan sebagai seorang wanita yang sempurnya.
Jujur saja, setelah mengikti acara ini aku jadi merasa malu dan bersalah karena persepsiku yang keliru selama ini dalam memandang waria.
Mereka juga manusia, sama seperti kita.
Mereka juga rindu untuk selalu dapat mencintai dan dicintai.
Kebetulan semalam aku baru saja menyelesaikan membaca buku yang ditulis oleh Merlyn, makanya sedikit banyak aku jadi bisa merasakan apa yang dirasakan oleh seorang waria.
Sudah saatnya memang bagi masyarakat kita untuk bisa menempatkan waria sebagaimana mestinya.
Bukankah nilai manusia dilihat dari kemampuan dan karya yang dia hasilkan dan bukannya dari kesempurnaan alat kelamin yang dimilikinya?
Manusia berpikir dengan otak dan bukan dengan alat kelamin.
Manusia juga merasa dengan hati dan bukan dengan alat kelaminnya.
Bukankah waria juga memiliki otak –pikiran – dan hati layaknya manusia ”normal” lainnya?
Lantas apa lagi yang membuat kita membatasi ruang gerak mereka?
Apakah masalah kesempurnaan alat kelamin sangat esensial bagi seseorang dalam berkarya dalam hidupnya?

Ternyata Keliru itu Indah lhooooo

|

Sabtu, 30 April 2005

Hari ini aku baru saja menyelesaikan membaca “Kaleidoskopi Kelirumologi” jilid 2 Karya Jaya Suprana. Dan berniat untuk melanjutkan ke jilid-jilid berikutnya.

Awalnya sich hanya iseng-iseng saja sebagai bacaan selingan setelah kepalaku cukup pusing gara-gara membaca Gunung Jiwa.

Tapi lama-kelamaan kok malah keasikan :p

Setelah membaca buku ini, tiba-tiba saja aku jadi kagum dan mulai bisa menerima bahkan menertawakan kekeliruan yang acapkali aku lakukan.

Ternyata kekeliruan yang terjadi dalam hidup ini bisa memberikan warna bagi kehidupan itu sendiri. Hidup jadi lebih berwarna dan penuh canda karena adanya kekeliruan ini.

Aku jadi semakin percaya bahwa hidup ini memang indah selama kita bisa memandangnya dari sisi yang keliru :p

Ha3….

Sebuah Perenungan di Kereta

|

Selasa, 26 April 2005

Hari yang melelahkan.

Saat ini aku sedang berada di dalam kereta yang akan membawaku kembali ke Yogyakarta tercinta. Aku memang memutuskan untuk langsung pulang setelah memperolah hasil wawancaraku di AlfaMart. Wah, akhirnya aku ditolak. Aku sendiri memang tidak merasa cocok dengan suasana kantor dan lingkungan kerjanya.

Intermezo sebentar ya, saat ini di depanku duduk seorang pemuda yang sangat angkuh. Dilihat dari jaket yang dikenakannya, aku mengetahui bahwa dia adalah seorang polisi khusus Kereta Api. Saat ini memang sulit untuk membedakan antara pelanggar hukum dan penegak hukum. Keduanya sama-sama memasang tampang sangar dan keduanya gila uang.

Ok, aku sudahi dulu intermezonya agar tidak berkepanjangan.

Rasa-rasanya lingkungan akademiklah yang paling cocok denganku. Bagiku hidup akan sangat membosankan bila setiap hari diisi dengan aktifitas-aktifitas monoton seperti berangkat ke kantor di pagi hari, bekerja di dalam gedung selama 8 jam dan bertemu dengan orang-orang yang sama tiap harinya. Sore hari, sepulang dari kantor langsung mandi dan dilanjutkan mencari makan malam. Di malam hari acara diisi dengan menikmati tontonan yang disuguhkan oleh stasiun-stasiun televisi sampai akhirnya kedua mata ini menjadi cukup berat dan tertidur. Demikian seterusnya rutinitas ini berlangsung satiap harinya.

Tentang kegagalanku di AlfaMart, aku sendiri cukup bingung. Di satu sisi aku merasa kecewa karena setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh dari Yogyakarta ke Jakarta tapi hasil akhir yang diperoleh adalah kegagalan. Tapi sisi lain dari diri ku malah merasa senang. Aku merasa seolah-olah diteguhkan untuk menjadi seorang dosen.

Aku memang tidak bersemangat ketika diwawancarai walaupun psikotest dan test programming dapat aku lalui dengan mulus. Puncaknya ketika aku ditanya tentang salary yang aku inginkan, langsung saja aku sebut jumlah sembarang. Wah ternyata jumlah yang aku ajukan terlalu tinggi bagi seorang fresh graduate di perusahaan tersebut. Ah sudahlah, walaupun dalam proses tawar-menawar akhirnya dicapai suatu angka tertentu, tapi kemungkinan aku sudah dianggap money oriented di mata mereka.

Sebenarnya bagiku salary adalah urusan kesekian, yang terpenting bagiku adalah aku dapat menikmati pekerjaanku. Dan mengajar bagiku adalah suatu kepuasan. Dengan mengajar, aku selalu dituntut untuk belajar dengan cepat dan dituntut pula untuk mampu menyampaikan apa yang telah aku pelajari dalam bentuk yang sesederhana mungkin agar bisa diterima dengan baik dan mudah oleh para peserta didik. Benar-benar suatu pekerjaan yang menantang.

Dengan mengajar, aku pun secara otomatis akan dipertemukan dengan banyak orang dengan karakter dan kepribadian yang beragam pula. Benar-benar suatu kesempatan yang luar biasa untuk dapat melihat warna-warni kehidupan.

Menunggu itu Membosankan

|

Senin, 25 April 2005

Benar-benar membosankan.

Setelah mengikuti psikotes, mau tak mau aku harus menunggu di kantor sampai temanku mengakhiri jam kerjanya. Suasana kantor yang dulunya aku persepsikan sebagai sebuah gadung yang dipenuhi oleh para profesional dan eksekutif tiba-tiba saja berubah menjadi bangunan yang yang penuh dengan rutinitas yang membosankan. Tidak ada keceriaan di sini. Yang ada hanyalah orang-orang yang mau tak mau harus bekerja karena bila tidak maka mereka tidak akan beroleh makan.

Sambil menunggu , dari tadi aku mengamati sebuah pintu masuk. Sebuah pintu otomatis bersensor. Orang-orang yang ingin melewatinya tak perlu repot-repot membukanya. Pintu tersebut secara otomatis akan membuka dengan sendirinya bila ada orang yang akan melewatinya.Benar-benar suatu karya yang kreatif walau harus sedikit menanggalkan sisi sentuhan manusianya.

Aku sempat membayangkan, andai saja pintu masuk itu bukan sebuah pintu otomatis dan di kedua sisi pintu tersebut ada dua orang dengan senyuman ramah membukakan pintu bagi orang-orang yang ingin melewatinya. Alangkah indahnya suasana kantor ini, di mana orang-orang yang masuk dan keluar selalu disambut dengan senyuman penuh keceriaan dan kehangatan. Benar-benar suatu bentuk sentuhan manusiawi yang menghidupkan.

Ah sudah lah, mungkin hal ini hanyalah khayalan ku saja. Toh andaikan ide ini disampaikan pada pimpinan dan dewan direksi pastilah mereka akan serta merta menolaknya dengan dalih efisiensi tenaga kerja.

Tapi ngomong-ngomong tentang efisiensi, mulai timbul pertanyaan dalam benakku. Apakah akan efisien bila karyawan bekerja tanpa adanya keceriaan dalam dirinya? Apakah memang benar-benar tidak efisien bila manambahkan beberapa personil yang memfokuskan diri pada tanggung jawab yang menjamin keceriaan seluruh staff dalam melakukan aktifitas pekerjaan mereka?

Ah sudahlah. Lagi pula ini khan hanyalah sebuah ide yang keluar dari benak seorang gila yang kian hari kian menikmati kegilaannya.

Waktu pun terus berjalan. Setidaknya aku masih perlu menunggu sekitar 1 jam 15 menit lagi.

Untunglah saat ini aku ditemani oleh sebuah karya sastra apik berjudul ”Gunung Jiwa”. Sebuah karya yang digarap selama 7 tahun dan yang pada akhirnya mampu mengantarkan penulisnya untuk meraih nobel sastra pada tahun 2000.

Banyak orang mengakui bahwa membaca adalah cara yang cerdas untuk membunuh waktu. Tapi kali ini aku cenderung berpendapat bahwa menulis adalah cara yang efektif dan kreatif untuk memanfaatkan waktu yang ada. Bagiku menulis adalah sebuah aktifitas yang sangat menyenangkan. Suatu bentuk pengekspresian dan aktualisasi diri. ”Writing and Being”

My Graduation Day

|

Sabtu, 23 April 2004

Hari yang panas.

Akhirnya hari yang ditungu-tunggu pun datang juga.

Hari ini merupakan salah satu hari yang sangat bersejarah dalam kehidupan seorang Boedy. Hari ini untuk pertama kalinya aku mengenakan kelengkapan wisuda layaknya seorang sarjana. Ya, hari ini adalah hari di mana aku diwisuda.

Hari di mana seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh materi perkuliahannya untuk dikukuhkan menjadi seorang sarjana stata1.

Nama ku kini menjadi bertambah panjang , Setia Budi, S.Kom.

Keren juga sich.

Aku cukup bersyukur untuk apa yang bisa aku alami saat ini. Di tengah kondisi perekonomian keluargaku yang cukup ”mepet”, aku bisa menyelesaikan studiku di jenjang perguruan tinggi.

Kedua orang tua ku dan adikku pun datang untuk turut berbagi kebahagian. Ya, wisuda memang merupakan suatu moment yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya di perguruan tinggi. Moment di mana orang tua merasa berhasil dalam menunaikan tanggung jawabnya dalam membekali anak mereka untuk bisa terjun dan survive di ”dunia nyata”.

Sungguh merupakan sebuah anugerah yang luar biasa yang boleh aku terima.

Ditambah lagi ketika dibacakan bahwa IPK ku menempati pringkat ketiga untuk untuk wisuda periode ini. Wah benar-benar di luar dugaan.

Aku memang bukan tipikal orang yang berorientasi pada nilai, tapi setidaknya peringkat tersebut bisa menambah kenbahagiaan bagi kedua orang tuaku. Orang tua yang sudah dengan susah payah menyekolahkan aku..

Pendidikan Kerukuanan Antar Umat Beragama

|

Selasa, 5 April 2005

Agama sekarang ini bisa menjadi sesuatu yang amat berbahaya jika tidak dikritisi dengan seksama. Agama yang pada awalnya diperuntukkan bagi pendewasaan diri umatnya –termasuk di dalamnya adalah pengendalian diri –malah menjadi salah satu pemicu kericuhan dalam masyarakat yang seringkali berakhir dengan tindakan-tindakan yang sifatnya anarkis.

Menurut pandangan penulis, ini semua tidak lain disebabkan oleh rasa bangga yang berlebihan yang ada dalam diri umat dari masing-masing agama. Para pemeluk agama tersebut merasa bahwa agamanyalah yang paling benar dan agama-agama yang lain adalah salah –bahkan secara ekstrim bisa dikategorikan sebagai ajaran sesat.

Sikap hidup beragama seperti ini tentunya sangatlah tidak kontekstual dengan kondisi masyarakat kita yang kian hari kian heterogen dan plural.

Bahkan kalau dilihat dengan seksama, ternyata dalam tubuh masing-masing agama sendiri muncul dan berkembang berbagai aliran yang berbeda. Misalkan saja Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah dalam agama Islam; atau Calvinis, Injili, dan Karismatik yang terdapat pada agama Kristen.

Menurut penulis, untuk menghadapi situasi demikian sangatlah diperlukan adanya suatu upaya untuk membuka wawasan pada masyarakat, khususnya pada kaum muda –para siswa sekolah –karena merakalah yang nantinya akan menentukan nasib dan arah bangsa kita.

Pemerintah sendiri sudah mencoba mensiasati hal tersebut dengan memasukkan materi kerukanan antar umat beragama dalam kurikulum pendidikan sekolah. Tapi sayangnya sesuatu yang dimasukkan dalam kurikulum resmi pada pelaksanaanya malah terjebak dalam tataran teori yang tidak ada realisasi tindakan yang nyata.

Nah pada kesempatan kali ini penulis mencoba memberikan solusi mengenai bentuk materi pengajaran yang bisa diterapkan di sekolah untuk menunjang kerukunan antar umat beragama.

Alangkah menariknya bila materi tentang kerukunan antar umat beragama dikemas dalam bentuk dialog. Dalam dialog ini masing-masing siswa yang memeluk agama yang berbeda belajar untuk saling berbagi pengalaman tentang kehidupan beragama yang mereka anut. Sebagai contoh siswa yang beragama Hindu bisa berbagi pengalaman mereka ketika merayakan hari raya Galungan atau ketika umat muslim menjalani ibadh sholat tahajut. Dari hasil berbagi pengalaman tersebut tentunya akan muncul sejumlah pertanyaan-pertanyaan terkait dengan ritual maupun makna dari perayaan tersebut yang nantinya akan mengarah pada dialog yang sangat menarik. Kegiatan seperti ini tentunya akan melatih para siswa sekolah sedini mungkin untuk mulai membuka diri terhadap adanya ajaran agama lain di luar dari mereka anut yang nantinya juga akan disusul dengan rasa saling menghargai ajaran-ajaran agama tersebut. Dialog semacam ini akan membuka wawasan siswa bahwa keberadaan agama sendiri adalah sebagai sarana untuk mendewasakan manusia dan meningkatkan kualitas hidup bersama; dan bukannya malah terjebak dalam aksi saling menjelek-jelekan ajaran agama di luar yang mereka anut.

Biarlah kiranya perbedaan yang ada menjadikan hidup kita lebih semarak dan kaya makna. Dan biarlah kiranya damai di bumi benar-benar bisa dirasakan dalam kehidupan antar umat beragama dalam kontenks masyarakat yang majemuk ini.

Hari yang menyebalkan

|

Jumat, 01 April 2005
Hari yang melelahkan dan menyebalkan... Hari ini aku gak jadi ketemu temen2 SMUku :( Padahal kemarin aku sudah sangat menanti-nantikannya. Ini semua gara-gara keteledoranku dalam menyusun jadwal. Terjadi tabrakan jadwal penggunaan ruang untuk praktikum. Benar-benar menyebalkan. Padahal aku juga sudah membayangkan bagaimana seruuuu nya ketika bekumpul dan bernostalgia. Yang saat ini aku rasakan hanyalah rasa lelah yang amat sangat dan rasa kesallllll Padahal momen kedatangan Anne ke Jogja adalah momen yang sangat tepat untuk berkumpul lagi dengan teman-teman lama. Karena walaupun beberapa temanku sama-sama kuliah di Jogja, tapi khan hampir-hampir gak pernah ketemu. Memang temenku yang satu ini punya talent khusus dalam mempertemukan dan mempersatukan kembali teman-teman lama. Aku jadi bertanya-tanya, kira-kira kapan lagi ya aku bisa berkesempatan untuk bernostalgia dengan teman-teman lamaku. Pokoknya malam ini adalah malam yang menyedihkan. Malam penuh penyesalan......

Meet the old friends

|

Kamis, 31 Maret 2005

Hari yang melelahkan.
Seperti biasanya, hari ini aku seharian berkutat di lab komputer.
Dari pagi sampai malam.
Tapi ada pembeda yang cukup mencolok antara hari ini dengan hari-hari biasanya.
Hari ini aku bisa bertemu dengan teman-teman lamaku :)
Teman-teman waktu jaman SMU doeloe.
Wah bahagianya.
Ternyata bernostalgia merupakan salah satu hal yang membahagiakan dalam kehidupan seorang manusia.
Hari ini aku bisa ketemu dengan Anne dan Yani.
Wah rasanya sudah lama sekaliiiii aku tidak bertemu mereka.
Sejak mulai kuliah kami memang benar-benar kehilangan kontak.
Yang paling kebangetan adalah Yani.
Kenapa tidak? Bayangkan saja, kami berdua kuliah di kota yang sama (Jogja) tapi baru kali ini bisa bertemu dan ngobrol-ngobrol panjang lebar.
Gila memang, padahal kami sudah menghabiskan waktu sekitar 4,5 tahun di Jogja.
Sungguh merupakan anugerah bagiku bisa menghadirkan kembali kenangan penuh kecerian di masa SMU.
Banyak sekali perubahan yang terjadi dalam diri kami.
Tapi menurut mereka aku masih tetap gilaaaaa :p
Ha ha ha....
Syukurlah, setidaknya ada sesuatu yang menetap dalam diriku dalam kurun waktu yang cukup lama ini.
Sayang, jadwalku esok hari masih terbilang cukup padat.
Tapi aku akan sebisa mungkin menyempatkan waktu untuk melakukan reuni kecil ini.
Rasanya sudah tidak sabar lagi untuk kembali bercakap-cakap dan tertawa lepas dengan mereka esok hari :)