Dear Mr. Budi,
Jadi kepikiran topik terakhir kita kemarin waktu makan siang.
Saya pikir yang saya sampaikan juga keliru nich: bahwa theology dan history tidak bertentangan, tapi theology dan science mungkin bertentangan, tapi setelah pikir-pikir, ternyata bukan masalah pertentangan nya, tapi dari sudut pandangnya. bila theology dan history dilihat dari sudut pandang manusia maka akan cocok, begitu pula theology dan science, theology dan phylosophy, dsb.
Tapi kalau dari sudut pandang "THEO" (Allah) kemungkinan besar berbeda dari sudut pandang "MAN" (Manusia). Jadi seharusnya kita memakai sudut pandang siapa ? Kalau kita bilang memakai sudut pandang Allah, bagaimana kita tahu bahwa sudut pandang dari manusia itu bukan dari Allah atau memang sudah dari Allah? Bagaimana sebenarnya posisi science, dalam hal ini "logy - logy" yang ada, dan posisi "sophy-sophy" yang ada terhadap "THEO" yang adalah suatu pribadi ? ....
Saya ada beberapa web yang mungkin bisa merangsang dan mengusik pikiran tentang kedua hal tersebut (saya pernah dan masih selalu terusik) dan melihat hidup sebagaimana adanya. lihat di: http://www.grii-andhika.org/ringkasan_kotbah/ringkasan_khotbah.htm atau di http://www.buletinpillar.org/index.php?id=67.
Apabila tertarik untuk mendengar langsung bahasan-bahasan model begitu, silakan hadir di Mimbar Reformed Injili Indonesia (MRII) di Bandung di Paskal Hyper Square Blok C 35-36, setiap jumat jam 19.00 dan minggu jam 09.00. Khusus hari jumat bisa tanya jawab tentang topik-topik tertentu seputar iman, rasio dan kebenaran.
Sori ya kalau saya sedikit mengusik, tapi motif saya supaya yang terusik jadi lebih ingin diusik lagi... hehehe
Salam,
Hans R.
Jadi kepikiran topik terakhir kita kemarin waktu makan siang.
Saya pikir yang saya sampaikan juga keliru nich: bahwa theology dan history tidak bertentangan, tapi theology dan science mungkin bertentangan, tapi setelah pikir-pikir, ternyata bukan masalah pertentangan nya, tapi dari sudut pandangnya. bila theology dan history dilihat dari sudut pandang manusia maka akan cocok, begitu pula theology dan science, theology dan phylosophy, dsb.
Tapi kalau dari sudut pandang "THEO" (Allah) kemungkinan besar berbeda dari sudut pandang "MAN" (Manusia). Jadi seharusnya kita memakai sudut pandang siapa ? Kalau kita bilang memakai sudut pandang Allah, bagaimana kita tahu bahwa sudut pandang dari manusia itu bukan dari Allah atau memang sudah dari Allah? Bagaimana sebenarnya posisi science, dalam hal ini "logy - logy" yang ada, dan posisi "sophy-sophy" yang ada terhadap "THEO" yang adalah suatu pribadi ? ....
Saya ada beberapa web yang mungkin bisa merangsang dan mengusik pikiran tentang kedua hal tersebut (saya pernah dan masih selalu terusik) dan melihat hidup sebagaimana adanya. lihat di: http://www.grii-andhika.org/ringkasan_kotbah/ringkasan_khotbah.htm atau di http://www.buletinpillar.org/index.php?id=67.
Apabila tertarik untuk mendengar langsung bahasan-bahasan model begitu, silakan hadir di Mimbar Reformed Injili Indonesia (MRII) di Bandung di Paskal Hyper Square Blok C 35-36, setiap jumat jam 19.00 dan minggu jam 09.00. Khusus hari jumat bisa tanya jawab tentang topik-topik tertentu seputar iman, rasio dan kebenaran.
Sori ya kalau saya sedikit mengusik, tapi motif saya supaya yang terusik jadi lebih ingin diusik lagi... hehehe
Salam,
Hans R.
0 comments:
Post a Comment