Persepsi Unik tentang Marah

|

Horee... aku lulus ujian Start Deutsch 1 :) tapi nilainya masih kurang memuaskan. Aku hanya mendapatkan nilai 78 dari total 100 points. He3.. seperti dugaanku sebelumnya, permasalahan utamaku ada di listening. Harus rajin2 nonton film berbahasa jerman nich.
Oh ya, di sela-sela waktu break di Goethe kemarin, ada salah seorang kawanku yang menyatakan suatu statement menarik berkenaan dengan marah. Menurut kawanku pada dasarnya seseorang ketika marah bukanlah kepada orang lain melainkan kepada dirinya sendiri. Seseorang marah ketika dia menyadari adanya kekurangan dalam dirinya yang bisa saja hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Seseorang marah karena menyadari adanya sesuatu pada dirinya yang tidak disukainya. Padahal yang paling mengenal diri kita adalah Tuhan (kalau memang masih mempercayai eksistensi Tuhan) dan dirinya sendiri. Di sini dirinya akan berusaha menutupi kekurangan-kekurangan tersebut dan bisa jadi dilakukan upaya-upaya kamuflase dan penipuan terhadap diri sendiri. Tetapi pada kenyataannya seberapa pun dirinya berusaha untuk menutupi kekurangannya, dirinya akan selalu menyadari keberadaan dari upaya-upaya kamuflase yang sedang dilakukannya tersebut dan ini akan memunculkan suatu bentuk tekanan tersendiri. Nah titik ketika seseorang tidak dapat menerima dirinya sendiri itulah yang menyebabkan munculnya kemarahan. Maka tidak heran bila yang muncul dari situasi semacam ini adalah suatu kondisi penolakan diri yang cukup kuat. Menolak eksistensi dirinya, menolak nilai dirinya, bahkan menolak dunia yang menopang dirinya. Dari situ muncullah berbagai tindakan2 yang bisa jadi berujung ke arah vandalisme, rasisme, dan berbagai aksi destruktif lainnya.
Peserpsi yang sangat menarik :)

2 comments:

Anonymous said...

salam kenal tukeran link yukkk

Anonymous said...

salam kenal tukeran link yukkk