Ketika Boedy Mencoba Mendefinisikan Arti Hoki

|

Hoki merupakan istilah yang banyak dipakai oleh Orang TiongHoa untuk menyatakan keberuntungan. Bagi seorang Boedy, hoki memiliki makna yang lebih dari sekadar keberuntungan. Aku mencoba mendefinisikan hoki sebagai titik pertemuan antara ketiga unsur, yaitu "Keahlian", "Kesempatan", dan "Kemauan". Banyak orang berpendapat bahwa hoki sepenuhnya adalah kuasa Tuhan, tetapi aku sendiri kurang setuju dengan pendapat demikian. Bila mengacu pada definisi hoki yang aku sampaikan sebelumnya, di sini kita dapat sama-sama melihat bahwa unsur "keahlian" dan "kemauan" keduanya berada di bawah kekuasaan manusia sepenuhnya sebagai individu yang memiliki kehendak bebas. "Keahlian" dan "kemauan" adalah bagian yang menjadi tanggung jawab dari masing-masing individu. "Keahlian" dapat diperoleh dengan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri setiap individu.
Kalau memang Tuhan ingin dilibatkan dalam perkara hoki, maka Tuhan mengambil bagian dalam unsur "kesempatan". Unsur yang satu ini memang cukup unik karena memang acap kali muncul di luar kendali kita. Walaupun kalau mau ditelusuri dan dikaji lebih jauh sebenarnya mungkin saja unsur yang satu ini pun ("kesempatan") muncul karena didukung oleh keberadaan unsur "keahlian". Tapi tak apalah, untuk sementara ini aku coba persingkat saja. Aku coba asumsikan untuk unsur "kesempatan" sepenuhnya merupakan kekuasaan Tuhan. Sebenarnya dari sini saja kita sudah bisa sama-sama melihat bahwa walaupun seorang individu diberi berbagai kesempatan untuk menjadi seorang yang bisa didefinisikan sebagai "manusia sukses" tetapi ketika individu tersebut tidak memiliki keahlian ataupun pondasi yang cukup kuat untuk mengenakan peran tersebut (sebagai "manusia sukses"), maka seberapa banyak pun kesempatan yang hadir tetap akan berakhir dengan kesia-siaan. Nah di sini kita sebagai individu yang memiliki kehendak bebas kembali diingatkan dan dituntut untuk selalu bertanggung jawab terhadap unsur yang satu ini ("keahlian").
Kita harus selalu bertanggung jawab untuk terus mengembangkan keahlian dan potensi yang ada di dalam diri kita masing-masing sehingga ketika kesempatan itu hadir dalam hidup kita, maka kita dapat meresponi dan memanfaatkannya dengan sebaik dan semaksimal mungkin.
Pada awalnya aku sempat menguraikan unsur hoki hanya sebatas pada kedua unsur ini saja ("keahlian" dan "kesempatan") tetapi ternyata masih ada satu unsur lagi, yaitu "kemauan". Dan kembali unsur yang satu ini pun sepenuhnya menjadi tanggung jawab pribadi setiap individu. Tidak jarang dalam hidup ini kita menemui banyak sekali orang-orang yang berpotensi dan tidak sedikit pula berbagai kesempatan bermunculan dan hadir dalam kehidupan mereka. Tetapi kenapa hoki masih belum bisa mewujud dalam kehidupan mereka? Ternyata keahlian dan kesempatan saja belum cukup. Dibutuhkan satu unsur lagi untuk mengeksekusi suatu proses peleburan antara unsur "keahlian" dan "kesempatan". Unsur "kemauan" merupakan unsur yang cukup vital dalam kehidupan manusia sebagai individu dengan kehendak bebas. "Kemauan" merupakan titik di mana seorang individu mengambil suatu keputusan dalam hidupnya.

Demikian tulisan ini dibuat dengan harapan setelah tertuangnya pemikiran ini ke dalam tulisan, aku bisa mendapatkan rasa kantukku kembali dan tertidur dengan pulas

catatan: tulisan ini hanya sebatas kegilaan pemikiranku semata yang mencoba meraba fenomena dan kultur yang ada dengan pendekatan yang lebih rasionalis

0 comments: