The Alamo

|

Minggu, 10 Oktober 2004

Hari ini aku melihat suatu film yang cukup berkesan bagiku. Film itu berjudul “ALAMO”. Bagi Anda yang suka dengan sejarah khususnya sejarah Amerika, tentunya istilah ini tidak terasa asing. Cerita itu menggambarkan perjuangan Amerika dalam mempertahankan TEXAS dari serangan tentara Mexico. Menurut temanku, sampai saat ini perkataan “Remember the Alamo” menjadi salah satu semboyan yang cukup bermakna bagi penduduk Texas. Itu adalah perkataan yang diucapkan oleh seorang Jenderal Amerika dalam melakukan serangan balasan terhadap pasukan Mexico.

Ada sesuatu dalam film ini yang membuat gelisah dalam diriku. Ada suatu rasa sakit dan pedih yang kurasakan di dalam diriku. Mungkin itu hatiku. Tapi aku sendiri tidak tahu pasti. Ketika film itu berakhir, mulai muncul dalam benakku suatu pertayaan yang agaknya muncul dari rasa sakit yang sempat aku alamai tadi. Apakah ideologi, ras, agama, dan atribut-atribut lainnya jauh lebih bermakna dan berarti dari kehidupan sehingga karenanya manusia bersedia mengorbankan segalanya termasuk kehidupan (miliknya dan orang lain) demi mempertahankan atribut-atribut tersebut? Apakah ideologi labih berharga dari sebuah kehidupan? Apakah agama lebih bernilai daripada hidup? Mengapa manusia tidak bisa menerima sesuatu yang berbeda dengan dirinya? Mengapa manusia menyatakan perang demi mempertahankan benderanya untuk diterima oleh manusia lainnya? Apakah bendera lebih bernilai dari kehidupan? Apakah benderanya adalah bendera yang terbaik yang pernah ada atau yang pernah ditemukan atau bahkan yang pernah diciptakan? Apa perlu kita membunuh “orang” hanya karena dia berbeda agama dengan kita? Apa perlu kita merendahkan “orang” hanya karena dia berbeda warna kulit dengan kita? Apa perlu kita berperang karena berbeda ideologi dengan kita?

Bukankah nafas lebih bermakna dari ideologi. Bukankah hidup jauh lebih bernilai dari agama? Dan bukankah perbedaan yang ada menjadikan kita lebih menyadari bahwa saat ini kita memang sedang menjalani hidup yang bernilai?